Anton DH Nugrahanto: Membaca Strategi Kampanye Prabowo 2024
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 15 Agustus 2023 07:50 WIB
Pada strategi pertama jebakan berhasil ketika budayawan Butet Kertaradjasa dibully habis karena melakukan orasi ‘Presiden Culik’ , saat Butet mengeluarkan opini ini terlihat masyarakat sudah bosan dengan tuduhan-tuduhan terhadap Prabowo di tahun 1998.
Karena selain belum terbukti Prabowo ditahan atas kasus 1998, karir Prabowo di dunia politik yang melesat cepat dianggap dia ‘bersih’ dari kejahatan 1998. Tuduhan kejahatan Prabowo di tahun 1998 terbukti hanya laku di kalangan gen X ke atas.
Sementara gen millenial dan gen Z tidak peduli karena sedikit umurnya saat Orde Baru berkuasa, sementara Gen Millenal dan Gen Z merupakan jumlah pemilih terbesar. Inilah kenapa serangan tuduhan atas kejahatan 1998 seperti kaset rusak yang diputar ulang terus menerus dan semakin Prabowo dizalimi dengan tuduhan itu, rating Prabowo semakin naik.
Baca Juga: Ngeri... Karyawan BUMN Dibekuk Densus 88, Diduga Terkait Jaringan Terorisme
Jadi tuduhan HAM ini dibalik oleh Tim Spin Doctor Prabowo menjadi ‘wilayah positif’. Termasuk diundangnya Budiman Sudjatmiko ke Prabowo menjadikan Tim Prabowo merasa menang atas isu HAM 1998.
Karena bagaimanapun Budiman adalah icon dari korban politik 1998. Dan pertemuan antara Prabowo dan Budiman dianggap sebagai acara Rekonsiliasi dua kubu yang berseteru di tahun 1998.
Sementara strategi kedua adalah memecah relawan Jokowi agar masuk ke dalam tubuh Tim Prabowo. Sejak awal 2019 Tim Prabowo telah melakukan pemetaan pola dukungan relawan Jokowi. Eksekusi awal tim Prabowo adalah merekrut Relawan Joman masuk ke dalam circle-nya.
Tim Prabowo membaca kekecewaan Boss Joman, Noel terhadap barisan kelompok relawan Ganjar apalagi setelah Noel melakukan pembelaan terhadap Munarman dan membuat dirinya dibully habis-habisan oleh kelompok relawan pro Jokowi yang lain sampai berakhir dipecat dari komisaris sebuah BUMN.
Di titik inilah Tim Prabowo melakukan rekrutmen dan melakukan glorifikasi terhadap kemenangannya merekrut relawan Joman yang kemudian diikuti secara latah terhadap sejumlah kelompok relawan lain.