DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Anton DH Nugrahanto: Membaca Strategi Kampanye Prabowo 2024

image
Prabowo Subianto

Langkah kedua melakukan pendekatan-pendekatan ke relawan Gibran di kota Solo, dan langkah terpenting adalah mengindikasikan Relawan Projo masuk ke dalam circle Prabowo setelah Budi Arie melakukan beberapa kali pertemuan dengan Prabowo.

Projo sendiri merasa ketinggalan dalam menggalang Ganjar karena sudah ditutup kelompok relawan lain dan dia tidak bisa memposisikan sebagai “Tim Pelopor” seperti di masa awal-awal kebangkitan Jokowi. Untuk itulah agar mendapatkan posisi politik sama kuat di masa Jokowi maka Projo merapat ke Prabowo.

Di sini Prabowo terus menempel Jokowi dan lengket seperti perangko. Prabowo dikesankan satu muka dengan Jokowi dalam melanjutkan agenda pembangunan ala Jokowi pada 2024. Prabowo juga royal akan janji terhadap kubu Jokowi dan menawarkan posisi penting kepada relawan Jokowi.

Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Belum Membaik, Pemprov DKI Jakarta dan Korlantas Polri Bentuk Satgas Razia Kendaraan

Posisi Prabowo dari gestur-nya yang seolah meng’hamba’ pada Jokowi menimbulkan rasa kasihan publik terhadap Prabowo yang selalu kalah dan kini saatnya publik memberi kesempatan agar dia dimenangkan.

Dan perasaan melankolis yang umum bagi orang Indonesia adalah ‘simpati terhadap kesedihan’, termasuk kesedihan gagal meraih cita-cita dan inilah yang terjadi pada Prabowo ia menuai simpati karena unsur melankolis ini. Inilah yang kemudian digarap maksimal Tim Prabowo.

Setelah menggarap relawan, tim Prabowo membayari lembaga-lembaga survey untuk menggarap pencitraan keterpilihan Prabowo dibanding Ganjar. Hampir tiap minggu lembaga-lembaga ini merilis hasil kemenangan Prabowo atas Ganjar sehingga opini publik nantinya tergiring, bahwa Prabowo telah menang di atas kertas lawan Ganjar.

Selain melakukan politik pecah belah, menaikkan lakon melankolis, membayari tim survey ada hal negatif dari sisi fisik Prabowo. Prabowo dinilai tim nya punya kekurangan secara fisik, dia tidak punya stamina ‘blusukan’ ke banyak wilayah.

Baca Juga: Gawat, Nonton Streaming Netflix Bakal Kena Sensor Aturan Baru dari Menkominfo Budi Arie Setiadi

Apalagi kesadaran awal Prabowo adalah pemimpin militer yang terbiasa dengan pola komando, maka blusukan dinilai tidak efektif.

Halaman:

Berita Terkait