Apakah People Power Akan Tunggangi Aksi Sejuta Buruh 10 Agustus Hari Ini
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 10 Agustus 2023 08:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sekarang sudah mulai beredar peringatan untuk mewaspadai aksi massa pada tanggal 10 Agustus 2023.
Diingatkan agar masyarakat sebaiknya pada tanggal 10 Agustus itu diam di rumah karena akan ada demonstrasi besar di Jakarta. Demo yang dimaksud ini adalah Aliansi Aksi Sejuta Buruh.
Kabarnya aksi 10 Agustus itu akan mengepung istana negara dan mahkamah konstitusi.
Para pesertanya datang dari berbagai kota. Rombongan buruh yang datang dari Bandung, misalnya, melakukan aksi long march jalan kaki ke Jakarta.
Baca Juga: Perkumpulan Penulis Satupena Akan Diskusikan Tentang Budaya Berkebaya di Era Modern
Mereka itu mulai bergerak pada 3 Agustus dan akan tiba di Jakarta tepat pada 10 Agustus.
Selain Aksi Buruh, yang katanya juga akan turun ke jalan adalah Gerakan People Power.
Di dalam gerakan People Power ini tercatat nama-nama terkenal seperti Amien Rais, Eggi Sujana, Syahganda Nainggolan, dan sebagainya.
Berbeda dengan Aliansi Sejuta Buruh yang memang didukung massa besar, Gerakan People Power nampaknya hanya memiliki pendukung yang sedikit. Kekuatan gerakan mereka lebih berada di nama-nama besar di dalamnya.
Aksi-aksi yang mereka lakukan di berbagai kota hanya dihadiri puluhan orang. Nah, karena mereka kecil, People Power nampaknya ingin membonceng peristiwa aksi buruh untuk mengangkat nama mereka.
Baca Juga: Syaefudin Simon: In Memoriam Nirwan Ahmad Arsuka, Nabi yang Membuka Jendela Semesta
Aliansi Aksi Sejuta Buruh terdiri dari berbagai organisasi berbeda dengan pimpinan yang berbeda-beda pula. Mereka tidak memiliki pimpinan tunggal.
Namun tujuan utama mereka sama, yaitu agar pemerintah mencabut total Undang-Undang Omnibus Law Ketenagakerjaan. Mereka juga hendak mendesak pemerintah membatalkan peraturan yang senafas dengan UU itu.
Aksi serupa sudah dilakukan tahun lalu dengan tujuan yang sama. Lewat aksi kali ini, Aliansi berharap bisa memaksa pemerintah mendengar tuntutannya mereka.
Semangat aksi tersebut misalnya terlihat dalam pidato Rocky Gerung di depan buruh.
Menurut Rocky, pada 10 Agustus nanti, aksi buruh harus membuat macet jalan tol.
Dia bilang, “Sejarah menunggu kita!”
Bila Aliansi Aksi Sejuta Buruh bertujuan membatalkan UU Omnibus Law Ketenagakerjaan, People Power memiliki agenda lain. Gerakan ini jelas-jelas ingin memanaskan situasi menjelang Pemilu 2024.
Baca Juga: Hanya Mampu Berbagi Angka dengan Borneo FC di Pekan Ke 7, Persija Jakarta Gagal Ke Puncak BRI Liga 1
Gerakan itu diprakarsai oleh tokoh-tokoh yang tergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Gerakan People Power itu dimulai pada 11 Juni 2023 di Solo.
Kota Solo mungkin dipilih karena itu adalah tanah kelahiran Presiden Jokowi. Pada hari itu juga diselenggarakan dialog nasional bertemakan ‘Rakyat Bertanya Kapan People Power?” Yang jadi pembicara utama di acara itu adalah Amien Rais
Sekadar catatan ya, istilah People Power yang terkesan hebat itu aslinya adalah istilah yang populer sekali di saat menjelang jatuhnya Orde Baru. Gerakan People Power ini biasanya diartikan sebagai gerakan masyarakat menentang pemerintah yang dianggap zalim dan melanggar konstitusi.
Gerakan semacam ini biasa bertujuan menggulingkan penguasa melalui aksi massa turun ke jalan. Sekarang Amien Rais kembali mengangkat istilah people power, untuk menentang Presiden Jokowi.
Selain Amien, para tokoh yang hadir dalam acara itu sebagian besar adalah mereka yang dikenal sebagai penentang Presiden Jokowi.
Baca Juga: Kemenkumham Sosialisasikan KUHP yang Baru, Yasonna H Laoly: Aparat Penegak Hukum Berperan Penting
Pada acara itu ada Eggi Sudjana, Syahganda Nainggolan, Mayjen Purnawirawan Deddy S Budiman, Muslim Arbi, Eddy Mulyadi, dan lain-lain.
Pada intinya mereka ramai-ramai menuntut Presiden Jokowi mundur. Kalau tidak mau, Presiden akan diturunkan oleh rakyat. Mereka bilang, Presiden Jokowi sudah keluar dari rel Konstitusi dan tidak mampu lagi memimpin bangsa dengan baik.
Presiden digambarkan sebagai tirani yang dikuasai oligarki. Mereka menyerukan rakyat supaya bergerak karena tanpa desakan rakyat perubahan politik tidak akan terjadi.
Mereka menyatakan tidak percaya Pemilu 2024 akan berjalan dengan jujur dan adil. Acara 11 Juni di Solo itu kemudian dilanjutkan pada 7 Juli. Pada tanggal itu, dilakukan aksi People Power serentak di tiga kota ada di Jakarta, Bandung dan Solo.
Tuntutannya kurang lebih sama, yaitu memakzulkan Presiden Jokowi. Mereka menuntut Jokowi mundur karena sudah banyak melanggar konstitusi.
Tapi, walau namanya People Power, acara itu ternyata tidak mendapat sambutan massa.
Di Jakarta, aksi dilakukan di depan kantor Bawaslu Jakarta. Pesertanya cuma 20 orang.
Di Solo, di depan Gedung Umat islam. Pesertanya juga cuma 20 orang. Di Bandung, aksi dilakukan di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Pesertanya cuma sekitar 60 orang. Jadi sepi sekali.
Padahal sebelum acara, mereka membual bahwa aksi akan diikuti seribu orang. Pada 10 Agustus nanti diperkirakan People Power akan memanfaatkan Aksi Aliansi Sejuta Buruh untuk mencapai tujuan mereka.
Kaum buruh yang berusaha memperjuangkan hak buruh mungkin sekali akan ditunggangi aksi people power yang bertujuan menggulingkan Presiden. Kita berharap saja aksi ini akan berlangsung dan berakhir damai.***