Jangankan memperkenalkan diri sebagai kepada negara dari sebuah khilafah, bahkan Nabi SAW tidak menyebut diri beliau sebagai kepala negara manapun.
Ternyata semua surat yang Beliau SAW kirim ke berbagai kepala negara di masa itu sama saja, sama sekali tidak memperkenalkan diri sebagai kepada dari suatu negara, apalagi khilafah.
Berikut ini adalah nama dari para raja yang dikirimi surat, saya nyontek dari karya Safiyyurrahman Al-Mubarakfuri dari kitab : Ar-Rahiq Al-Makhtum.
1. Kaisar Heraklius di Romawi
2. Raja Muqauqis di Mesir
3. Kisra di Persia
4. Najasyi di Habasyah
5. Al-Mundzir bin Sawi, Penguasa Bahrain
6. Haudzah bin Ali, Penguasa Yamamah
7. A-Haris bin Abi Syamr Penguasa Damaskus
8. Jayfar, Raja Oman
Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Idul Adha yang Bisa Dipasang di Media Sosial
Jadi kalau hari ini ada orang sering mengira bahwa khilafah itu ada di masa kenabian, justru di masa kenabian sendiri khilafah belum pernah disebut-sebut.
Kalau pun mau kita sebut istilah khilafah, maka paling jauh hanya kembali ke zaman para shahabat, dimana ada Abu Bakar yang berperan sebagai 'pengganti' fungsi kepemimpinan Rasulullah SAW.
Pengganti itulah makna dari kata khalifah. Sebutan lengkapnya adalah khalifatu rasulillah alias pengganti (plt) dari Nabi Muhammad SAW. Bukan dari sisi wahyu dan risalah tapi dari sisi managemen kepemimpinan.
Masa itu berlangsung hanya sekitar 30-an tahun saja. Masa Abu Bakar hanya 2 tahun, masa Umar 10 tahun, masa Utsman 12 tahun dan masa Ali 5 tahun. Jadi totalnya 2+10+12+5= 29 tahun. Tidak sampai 30 tahun, lalu bubar.
Baca Juga: Kurban dan Cinta (Refleksi Hari Raya Idul Qurban)