Strategi Presiden Jokowi Menaklukkan Lawan Lawannya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 27 Juli 2023 14:00 WIB
Membonekakan diri, adalah satu langkah klasik dalam catur. Membuat lawan Anda berpikir dirinya mengendalikan permainan pada dua langkah ke depan, lalu dengan rakus menyerobot keuntungan di papan.
Faktanya, justru sang lawan bermain dalam kendali tali tali tidak terlihat. Boneka jejadian itu akhirnya bergerak pada langkah aneh yang absurd.
Siapa sangka jika pikiran sang pengendali boneka berharap Budi Gunawan menjadi Kapolri, tapi justru sosok tak dikenal bernama Badrodin Haiti yang memenangkannya. Ini bahkan di luar impian liar Badrodin sendiri.
Siapa yang menyangka di luar arena, dalam bilik tertutup nyaman di rumah pensiunan ada yang merasa memegang kartu KPK, tapi mendadak satu sapuan bersih pimpinan KPK berganti wajah, dan dirinya kehilangan kartu kartu penting untuk bermain.
Baca Juga: Kasus Suap Pengadaan Alat Deteksi Korban Reruntuhan Basarnas, KPK Sita Uang Hampir Rp1 Miliar
Siapa yang menyangka ada yang merasa mengendalikan melalui bantuan uang dan dana kampanye, dan dalam satu sapuan berakhir sumber dana “bocor” di wilayah energi dengan pembubaran Petral.
Inilah pelajaran politik penting kepada para pengendali, jangan Bonekakan orang yang rela jadi boneka karena dibaliknya orang yang rela itu punya rencana.
2) Langkah Catur Kedua: Hinakan Diri. Seorang pemain catur handal selalu membuat langkah dewa mabuk, yang cenderung pada penghinaan lawan.
Misalkan, lawan “dipersilakan” masuk ke ruang kerajaannya, mengobrak abrik dan menyudutkan bidak Raja, bidak Raja terpaksa minggir langkah demi langkah menjauh dari intimidasi lawan, bahkan terpaksa merelakan beberapa pion penting. Namun itu hanya perangkap momentum.
Bahan bahan agar diri terlihat hina untuk sosok dengan perawakan Jokowi yang kurus, kurang highlite, tidak ada kesan modern dan wibawa perwira, sudah tampak natural.