DECEMBER 9, 2022
ORBITINDONESIA

Sejarah Terciptanya Uang Hingga Bisa Kita Gunakan Seperti Sekarang

image
Foto uang Koin

ORBITINDONESIA.COM - Tidak banyak orang yang mengetahui asal dan sejarah uang. Padahal kehidupan kita tidak terlepas dari alat pembayaran satu ini, segala keperluan yang kita butuhkan bisa dibeli melalui uang. 

Pada zaman dahulu, sebelum kemunculan uang, nenek moyang kita menggunakan sistem barter untuk bertransaksi. Sejak masa itu, proses terciptanya uang melewati perjalanan yang cukup panjang. 

Pengertian uang adalah alat tukar yang dikeluarkan oleh pemerintah dan digunakan oleh masyarakat untuk alat pembayaran resmi dengan satuan tertentu. Setiap negara memiliki nilai mata uang yang berbeda-beda tergantung dengan peraturan yang diresmikan.

Baca Juga: Profil Lengkap Musisi Tony Bennett, dari Keluarga Imigran Italia ke Panggung Musik Jazz

Secara singkat, ada beberapa periode sejarah uang dalam peradaban manusia. Era sebelum kemunculan uang disebut juga dengan masa Pra Barter.

Di masa ini, manusia hidup dengan berburu dan meramu apa yang ada di sekitarnya serta belum mengenal kegiatan perdagangan.

Sejarah uang baru dimulai ketika manusia mulai membutuhkan alat tukar untuk melakukan transaksi demi mencukupi kebutuhan hidupnylalui berdagang. Namun, sebelum adanya uang, aktivitas perdagangan dilakukan dengan sistem pertukaran barang, seperti barter dan uang barang.

Barter merupakan cikal bakal sejarah uang. Barter dilakukan dengan cara tukar menukar barang antara 2 pihak atau lebih dengan didasari kesepakatan sehingga masing-masing pihak mendapatkan barang yang mereka inginkan.

Baca Juga: Tiand Raharjo: Tenang, Ini Tim 7 Bukan Tim Mawar Bentukan Prabowo

Misalnya, seseorang memiliki sekarung ubi dan membutuhkan seekor ayam. Agar dapat melakukan barter, ia harus mencari seseorang yang membutuhkan sekarung ubi dan memiliki seekor ayam.

Lambat laun, sistem barter mulai teralihkan dengan kemunculan uang barang. Uang barang merupakan benda kebutuhan primer yang bernilai tinggi serta diterima masyarakat luas. Misalnya, pada zaman Romawi, garam menjadi alat tukar sekaligus untuk membayar upah pekerja

Meskipun lebih sederhana dibanding barter, uang barang memiliki beberapa kelemahan. Diantaranya adalah sulit disimpan, sulit diangkut, mudah rusak, dan sulit ditentukan nilainya.

Seiring berkembangnya pola pikir manusia, mereka mulai menemukan alat transaksi yang lebih mudah. Dari sinilah awal mula terciptanya uang logam. Logam dirasa lebih efektif karena memiliki nilai lebih tinggi, tahan lama dan mudah dibawa.

Baca Juga: Agung Wibawanto: Indonesia Menjadi Negara Paling Positif di Dunia, Patahkan Narasi Perubahan

Sejarah uang logam dimulai ketika Raja Lydia Alyattes dari Turki berhasil mencetak uang koin resmi dari campuran perak dan emas. Koin ini dicap dengan gambar yang menandai wilayah penerbitan uang tersebut. Namun, eksistensi uang logam mulai menurun sejak pasokan emas dan perak mulai terbatas.

Pada masa Dinasti Tang, seseorang bernama Ts’ai Lun mulai menciptakan uang kertas dari bahan kulit kayu murbei. Pada akhirnya, uang kerta mulai menyebar ke seluruh dunia dan membuat berbagai negara turut menciptakan uang kertas.

Kemunculan transaksi non tunai ditandai dengan diciptakannya kartu kredit pada tahun 1946 oleh Flatbush National Bank of Brooklyn. Hingga saat ini, telah banyak orang yang memilih bertransaksi menggunakan kartu kredit karena dirasa lebih praktis.

Tidak hanya melalui kartu kredit, saat ini transaksi bisa dilakukan secara digital melalui aplikasi fintech seperti ONe Mobile yang memudahkan Anda untuk bertransaksi secara online.

Baca Juga: Mencoba Memahami Heboh Pernikahan Anjing Senilai Rp 200 Juta

Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia berhasil menciptakan uang digital. Kabarnya, uang digital pertama diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009 dengan nama Bitcoin. Fungsi utama bitcoin adalah sebagai alat transaksi di internet tanpa perantara bank.

Terbentuknya sejarah uang di dunia telah melewati berbagai masa yang panjang. Begitu pula dengan terciptanya uang rupiah di negara kita yang telah dimulai sejak zaman kerajaan. Mulai dari terbentuknya logam hingga uang kertas, berikut perjalanan sejarah uang di Indonesia.

Pada tahun 600 sampai 1800 M, kerajaan-kerajaan di Indonesia telah menggunakan uang koin untuk bertransaksi. Koin pertama diciptakan oleh Dinasti Syailendra pada abad ke-9 sampai ke-12 dengan berbahan emas dan perak.

Selain koin emas dan perak, manik-manik yang diuntai juga merupakan alat tukar di beberapa kerajaan. Pelopor uang manik-manik ini adalah Kerajaan Sriwijaya, yang kemudian menyebarkannya hingga Jawa, Kalimantan, dan wilayah Indonesia Timur.

Baca Juga: VIRAL, Acara Haul Akbar Walisongo di Masjid Istiqlal Jakarta 29 Juli 2023

Pada akhir abad ke-13. Pedagang dari Cina mulai masuk dan bertransaksi, sehingga koin tembaga mulai digunakan.

Setelah terjadi kolonialisasi oleh Belanda pada tahun 1600 hingga 1942 M, uang perak Belanda, Rijksdaalder menjadi alat tukar standar di Indonesia.

Pada 1748, VOC mulai memperkenalkan uang kertas dengan bentuk sertifikat kepada masyarakat. Ketika De Javasche Bank didirikan di Indonesia pada 1828, uang kertas bernilai 5 gulden ke atas mulai beredar dan menjadi alat tukar di Indonesia.

Selama berdiri, ada beberapa seri uang kertas yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank, yakni seri J.P. Coen, seri Mercurius, seri Bingkai, seri Wayang.

Pada masa pendudukan Jepang, terbit mata uang kertas invasi yang memiliki 3 emisi.

Baca Juga: Profil Lengkap dan Fakta Hanni NewJeans, Member Asal Vietnam yang Pernah Menjadi Dance Crew di Melbourne

Diantaranya yaitu mata uang berbahasa Belanda, uang kertas bertuliskan ‘Pemerintah Dai Nippon’, dan uang kertas bertuliskan ‘Dai Nippon Teikoku Seihu.

Setelah Indonesia merdeka, tepatnya di tahun 1946, Pemerintah meresmikan Bank Negara Indonesia sebagai bank sentral Indonesia. Pada tahun yang sama, mulai terbit ORI (Oeang Repoeblik Indonesia). ORI inilah yang menjadi cikal bakal rupiah yang kita kenal saat ini.

Itu dia pembahasan lengkap mengenai sejarah uang di dunia hingga di Indonesia. Semoga informasi ini menambah pengetahuan Anda.

(Sumber: OCBC NISP) ***

Halaman:

Berita Terkait