Pembakaran Alquran Bikin Swedia Terpecah Antara Kebebasan Berbicara dan Menghormati Minoritas
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 16 Juli 2023 07:35 WIB
Dan bahwa Swedia harus menahan tekanan untuk memperkenalkan kembali undang-undang penistaan, yang ditinggalkan beberapa dekade yang lalu di negara Skandinavia yang didominasi Lutheran tetapi sangat sekuler ini.
“Ini adalah situasi yang sangat serius bagi Swedia,” kata Magnus Ranstorp, pakar terorisme yang merupakan penasihat strategis Pusat Keamanan Masyarakat di Universitas Pertahanan Swedia.
Presiden Joe Biden menyambut Perdana Menteri Ulf Kristersson ke Gedung Putih hari Rabu dan menegaskan kembali keyakinannya akan pentingnya Swedia bergabung dengan NATO.
“Saya ingin menegaskan kembali Amerika Serikat sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya mendukung keanggotaan Swedia di NATO,” kata Biden dari Oval Office. “Intinya sederhana, Swedia akan membuat aliansi kita lebih kuat.”
Polisi Stockholm pada hari Rabu mengatakan, mereka telah menerima dua permohonan baru untuk protes pembakaran buku di ibu kota: satu dari seseorang yang ingin membakar Alquran di luar masjid dan satu lagi dari seseorang yang ingin membakar Taurat dan Alkitab di luar Kedutaan Besar Israel.
Permintaan ketiga yang melibatkan "membakar teks agama" telah diajukan di kota selatan Helsingborg, kata kepala polisi setempat Mattias Sigfridsson kepada The Associated Press.
Polisi belum memutuskan permintaan tersebut.
Baca Juga: Nama Juan Mata eks Manchester United Kembali Viral, Ternyata Ini Penyebabnya
“Di Swedia, kami memiliki kebebasan berekspresi. Kami juga menghormati orang-orang yang memiliki pendapat berbeda dan fakta bahwa hal itu dapat melukai perasaan tertentu. Kita harus melihat hukum. Itulah yang kami lakukan,” kata Sigfridsson.