DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Erros Djarot: Paradigma Jelang 2024, Kaum Banteng Kembali ke Jatidiri

image
Erros Djarot tentang kaum Banteng dan jatidiri.

Sangat terasakan memudarnya kepribadian, juga sikap pemihakan, berikut langkah dan arah perjuangan kaum Banteng yang seharusnya menjadi komunitas kelompok manusia terdepan dalam membela hak-hak rakyat kecil (baca: kaum Marhaen), dalam kewajiban melaksanakan amanat penderitaan rakyat.

Belakangan ini yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari tak berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Muncul kesan yang cukup kuat, kaum Banteng sebagai kelompok penguasa sekarang ini, kehadirannya dirasakan hanya sebatas kumpulan manusia yang lepas dari cita-cita dan tujuan sebagai kaum Marhaenis.

Dengan peran utamanya sebagai benteng, pembela, dan pejuang kaum Marhaen; agar rakyat Marhaen dapat hidup sejahtera dalam kemakmuran yang berkeadilan, dan dalam Keadilan yang berKemakmuran.

Baca Juga: Inilah Sinopsis, Pemeran dan Link NontonStreaming Film Voice of Silence penuh Airmata yang Trending di Google

Tragisnya, suara dan serudukan kaum banteng terhadap musuh-musuh-musuh rakyat sejati, dirasakan malah semakin sunyi senyap.

Bahkan sejumlah pengamat malah membubuhkan stempel pada tubuh partainya kaum Banteng sebagai komunitas penegak pilar kekuasaan Oligarki di negeri ini. Hal yang sesungguhnya hanya benar terjadi di lapisan elite kaum Banteng yang berada di wilayah kekuasaan.

Tentunya sebagai penguasa yang hidup dalam lingkar budaya hedonisme, penikmat kekuasaan. Hanya sialnya, kelompok inilah yang lebih kuat dan kental mewarnai tampilan dan eksistensi kelompok kaum Banteng di wilayah politik nasional dan kerja penyelenggaraan negara belakangan ini.

Di sisi lain, kaum Banteng terdidik yang dulu sempat dikenal sebagai kumpulann manusia Pemikir-Pejuang, belakangan secara sinikal sering dikonotasikan sebagai kumpulan manusia Mikir-mikir dalam berjuang.

Baca Juga: Profil Lengkap Dewa United, Tim yang Ikut Kompetisi BRI Liga 1: Simak Sejarah Berdiri dan Siapa Pemilik Klub

Karena orientasi perjuangannya lebih berkutat di masalah untung rugi bagi diri dan kelompoknya. Identitas sebagai kelompok manusia pejuang dan bentengnya rakyat, tak lagi kental mewarnai.

Halaman:

Berita Terkait