DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Benarkah Penganut Syiah Suka Menghina Istri Nabi Muhammad SAW dan Sahabat Nabi

image
Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi, yang di negerinya mayoritas Syiah. Tidak benar bahwa Syiah membolehkan menghina istri dan sahabat Nabi Muhammad SAW.

Apapun yang mereka lakukan adalah benar, karena Allah sudah meridhoi mereka atas apa yang telah mereka lakukan untuk menegakkan Islam.

Apapun yang pernah terjadi di antara para sahabat (permusuhan, pertengkaran, pembunuhan), maka kita umat generasi setelahnya harus diam, tidak usah mengkritisinya.

Sedangkan keyakinan Syiah tentang sahabat: Menjadi orang baik adalah perjuangan seumur hidup. Bertemu Rasulullah SAW, bahkan berjuang bersama beliau bukanlah jaminan bahwa seseorang akan tetap baik hingga akhir hayat.

Baca Juga: Singapore Open 2023: Anthony Ginting Pertahankan Gelar dan Pecahkan Rekor 50 Tahun

Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib AS, terjadi beberapa peperangan yang mana para sahabat Nabi saling berhadapan. Mereka berperang dan ribuan sahabat Nabi terbunuh dalam peperangan itu.

Lantas berdasarkan fakta itu, apakah bisa dikatakan semua sahabat itu pasti adil dan pasti semua benar? Padahal mereka saling memerangi? Itulah sebabnya, mengapa muslim syiah bersikap kritis terhadap sahabat. Sebab tidak semua sahabat pasti benar dan pasti adil.

Terkait berbagai pertikaian dan saling bunuh itu, Syiah meyakini bahwa sikap kritis harus dipelihara. Harus ditetapkah dan dijelaskan, siapa yang benar dan siapa yang salah di antara mereka. 
 
lni bukan masalah menyimpan dendam kesumat, melainkan urusan siapa yang boleh dijadikan teladan bagi umat dan verifikasi hadis. 
 
 
Ketika ada dua hadis saling bertentangan; yang satu diriwayatkan oleh Muawiyah dan yang satunya lagi diriwayatkan oleh Ali, kaum Syiah hanya akan menerima hadis yang diriwayatkan oleh Ali. 
 
Ketika ada dua cara pandang yang kontradiktif terkait satu masalah, yang satu pandangan versi Sahabat X, yang kedua pandangan versi Ali, orang Syiah memilih mengambil pandangan Ali.
 
Nah, apakah pendirian sikap Syiah yang tetap bersikap kritis atas peristiwa sejarah di masa lalu bisa dijadikan sebagai alasan untuk menyebutnya sebagai kelompok sesat?
 
Apakah sikap Syiah yang lebih memilih riwayat dari Ali ketimbang Muawiyah disebut sebagai kesesatan? Bukankah dalam doktrin Sunni pun, sikap diam atas apa yang terjadi di antara para sahabat bukan bagian dari akidah? 
 
 
Jadi inilah yang perlu dipahami oleh masyarakat luas, bahwa bersikap kritis (seperti sikap Syiah) berbeda dengan mencerca/menghina.
 
Kaum muslim Syiah bukan mencerca atau menghina sahabat Nabi SAW. Sebab dalam pandangan Syiah juga, menghina manusia biasa saja sudah berdosa, apalagi menghina sahabat-sahabat Rasulullah SAW. ***
Halaman:
1
2

Berita Terkait