Jerry FG Bambuta: Makna Ketulusan di Tengah Era Oportunistik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 07 Juni 2023 07:20 WIB
Kecakapan kecerdikan dan karakter ketulusan wajib menjadi "default setting" yang permanen dan matang dalam jati diri kita.
Orasi anda bisa membakar emosi audiens, tapi hanya melalui "frekuensi ketulusan" yang anda pancarkan akan membuat orang lain melebur hidupnya dalam 'front line" perjuangan Anda.
Orang lain tak akan pernah peduli dengan apa yang anda ucapkan dan lakukan, sampai mereka sadar bahwa anda peduli dengan apa yang orang lain ucapkan dan lakukan.
Lingkungan yang kian pesimistik dan apatistik, kerap tak akan pernah peduli dengan apa yang Anda ucapkan. Tapi, perhatian mereka akan tersentak dengan apa yang Anda buktikan dalam ruang realita.
Meski demikian, kita harus menjaga diri tak terjebak pada godaan ekspektasi pembuktian diri karena krisis "self insecure".
Berjuanglah dalam ketulusan dan kecerdikan untuk apa yang kita yakini. Tanpa harus terusik dengan upaya pembuktian diri kepada siapa pun.
Karena memiliki sedikit, kita kerap dihina. Memiliki banyak, kita kerap di curigai. Melakukan kesalahan, kita kerap di caci. Dan, melakukan benar sekalipun, kita malah digibahi.
Baca Juga: Singapore Open 2023: Kalahkan Thailand, Ganda Leo Daniel Melaju ke 16 Besar
Ingatlah hal ini. Jika kita merasakan derita, itu pertanda kita masih hidup. Tetapi, jika kita peka dengan derita orang lain, itu pertanda bahwa kita seorang "manusia".