Pancasila: Moral Privat dan Publik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 01 Juni 2023 11:37 WIB
Aku bukan pencipta Pancasila, aku hanya menggalinya dari bumi nusantara. Demikian diakui Sukarno dalam auto-biografinya yang dituliskan Cyndi Adams.
Pancasila tumbuh-merekah di hamparan banua arkipelago nusantara. Ada kecocokan antara Pancasila dengan kondisi geopolitik dan geografis Indonesia. Satu sama lain seakan tak terpisahkan, walau habituasi Pancasila mengalami pasang-surut. Bahkan beberapa kali Pancasila “berganti rupa” seiring perubahan rejim yang berkuasa.
Dalam proses menjadi dan berbangsa, Indonesia patut bersyukur dan berbangga karena memiliki falsafah otentiknya sendiri yaitu pancasila dan diterima sebagai memori dunia.
Ada adagium klasik berbunyi: versi sejarah ---kelahiran Pancasila--- ditulis oleh pemenang politik. Adagium ini harus diakhiri. Mari menyepakati Pancasila yang final. Pancasila yang “draf” awalnya di-pidatokan tanggal 1 Juni 1945 oleh Ir. Sukarno, dalam kapasitas sebagai anggota BPUPK.
Baca Juga: Denny JA Mengenang Hari Pancasila dan Rekor Dunia
Sukarno pun jadi ketua Tim-9, yang kemudian menjadi PPKI ---Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia---. Mari menyepakati realita historis bahwa Pancasila hanya memiliki satu akta kelahiran yaitu tanggal 1 Juni 1945 dan di-sahkan pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI. Rumusannya termaktub dalam Pembukaan UUD45.
Pancasila serta Pembukaan UUD45 merupakan sumber dari segala sumber hukum. Asas dan sumber inspirasi setiap organisasi/partai politik yang menghendaki kebajikan dan keselamatan bangsa ini.
Dalam perspektif gerakan kebudayaan yang dinyatakan oleh Gerakan Bhinneka Nasionalis, GBN, pembukaan UUD45 dirumuskan sebagai kehendak kebudayaan bangsa Indonesia. Dimana Pancasila merupakan titik tumpu (filosofische-gronslag) sekaligus titik tuju (weltanschauung).
Di dalam pembukaan UUD45 ada pernyataan yang harus dipertahankan, yakni penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi, ada pula agenda-agenda yang harus diperjuangkan: mencerdaskan kehidupan bangsa; memajukan kesejahteraan umum; dan bebas-aktif menciptakan perdamaian dunia!
Baca Juga: 30 Quote dari Para Tokoh Bangsa Indonesia tentang Persatuan untuk Memperingati Hari Lahir Pancasila
Pidato di PBB tahun 1960