Rijalul Aswaja NU: Mulai Ramai Menolak Habib
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 23 Mei 2023 17:40 WIB
Inilah data yang tersebar pada berbagai Medsos dan melahirkan banyak kecaman bahwa keluarga Alawiyin ini adalah antek penjajah Belanda.
Coba lihat angka tahunnya, sekitar 1800-an bukan? Sama dengan perkiraan tahun pencantolan Ubeidillah di silsilah keturunan Nabi SAW, bukan?
Kembali ke soal penolakan NAAT untuk konfirmasi terhadap Rabithah Alawiyah. NAAT tidak memerlukan pengakuan Rabithah Alawiyah karena keturunan Wali Songo bukan dari keluarga Alawiyin. Mereka punya keluarga sendiri yang dicatat oleh banyak lembaga keluarga masing-masing.
Malah NAAT itu punya catatan yang lebih lengkap, ketat karena harus ada catatan dari negara asal mereka sebagai keturunan Nabi SAW. Misalnya, Maroko, Irak, Iran, Mesir, dan lain sebagainya. Kalaupun catatan itu tidak ada, mereka tidak takut untuk tes DNA.
Dengan demikian, kita bisa paham mengapa sekarang mulai banyak yang menolak disebut habib. Itu karena data silsilahnya diragukan dan tidak jelas sumbernya serta sebutan “habib” itu hanya klaim dari keluarga Alawiyin.
Mereka yang bukan dari Baalawi lebih suka dipanggil “sayid, sayidah, syarif, syarifah”, bahkan ada juga yang hanya senang dipanggil ‘Ustadz” karena merasa lebih dekat dengan masyarakat dan murid-muridnya.
Rabithah Alawiyah harus menjelaskan ini semua dengan riset atau penelitian modern, sebagaimana yang dilakukan Kiyai Imad agar semuanya clear. Kalau bisa, lebih hebat dibandingkan Kiyai Imad.
Misalnya, datanya bersumber dari kitab silsilah yang ditulis pada tahun ketika orang-orang yang ada dalam kitab itu masih hidup. Itu jauh lebih akurat. Paling tidak, kitab yang ditulis tidak jauh jaraknya dari waktu hidup orang-orang yang dicatat dalam kitab itu.