Anton DH Nugrahanto: Senjakala Surya Paloh
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 19 Mei 2023 07:50 WIB
Imperium media Surya Paloh itu mencakup stasiun TV berbasis berita yang amat fenomenal: Metro TV. Persiapan rencana imperium media ini disiapkan Surya Paloh sejak 1999. Tahun demi tahun kehidupan Surya Paloh penuh kegemilangan, ia merapat kepada siapa saja yang berkuasa sampai pada masa Jokowi.
Di masa Jokowi inilah puncak bisnis Surya Paloh terjadi tapi juga kehancuran politiknya karena salah “Membaca Zaman”. Kemunculan Surya Paloh dalam menyiapkan organ politik tersediri dimulai tahun 2010. Ia mendirikan ormas yang diberi nama Nasional Demokrat, Nasdem.
Banyak tokoh masyarakat dikumpulkan dalam wadah ormas ini, termasuk Sri Sultan Hamengkubuwono X. Tapi di tahun 2011 sontak ormas ini berubah menjadi partai politik, dan banyak membuat tokoh dalam ormas ini kecewa, lalu mengundurkan diri. Seperti Sri Sultan yang karena kemawasan hatinya bahwa parpol ini akan berjalan tidak benar.
Baca Juga: Aktivis 1998 Lintas Kampus dan Lintas Kota Akan Keluarkan Maklumat Kebangsaan, 20 Mei 2023
Surya Paloh hidup dalam alam pikiran SBY. Dia lebih melihat partai politik akan tumbuh pesat bila dilakukan dengan money politics. Liberalisasi politik di zaman SBY sudah membuat Surya Paloh berpikiran konyol bahwa membeli suara elektoral harus dibiayai dengan uang, bukan dengan ideologi.
Karena ia tumbuh di alam Orde Baru dan juga besar di masa SBY, maka pikirannya hanya dua dalam membesarkan partai politik: “Uang dan Permainan Hukum”.
Jokowi adalah keberuntungan terakhir Surya Paloh dalam dunia bisnis dan politik. Di tahun 2014, kecemerlangan Jokowi menyilaukan publik Indonesia dan Surya Paloh berdiri di sisi yang tepat. Nasdem menjadi partai penyokong Jokowi di jam-jam pertama.
Dan kemenangan Jokowi di tahun 2014 membuat Surya Paloh langsung menjalankan operasi politiknya yang didasarkan dua hal itu: “Uang dan Permainan Hukum”. Pertama kali intervensi bisnis Surya Paloh ke Indonesia dengan kekuatan politiknya adalah memasukkan usaha rekan bisnisnya dari RRC, Sam Pa pemilik jaringan perdagangan minyak Sonangol untuk mensuplai minyak dari negara Angola ke Pertamina.
Baca Juga: Iyyas Subiakto: Johnny G Plate Itu Teman Akrab Riza Chalid, Pialang BBM yang Mendukung Petral
Setelah itu Surya Paloh memainkan kunci penting, yaitu menempatkan Jaksa Agung Prasetyo sebagai ‘Panglima Politiknya’. Ia juga menempatkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebagai cash cow aliran dana ke Partai.