Cerita Lama Era SBY tentang Skandal Pembelian Pesawat oleh Lion Air dan Rusdi Kirana
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 17 Mei 2023 10:10 WIB
Belakangan jawabnya sederhana: ada keterlibatan negara sebagai penjamin utang tersebut! Bila yang pertama dituding adalah eks-Wapres Jusuf Kalla, belakangan juga melibatkan Sang Presidennya- SBY.
Negara tiba-tiba terlibat sebagai penjamin utang swasta? Hal ini sempat jadi bisik-bisik heboh, kenapa Lion Air yang sedemikian bermasalah dalam manjemennya. Sering kecelakaan, tak sekali dua membatalkan penerbangan, dan yang tersering menunda jadual seenak udelnya sendiri.
Nyaris tanpa sanksi yang berarti. Belum lagi tunggakan pada PT Angkasa Pura sebagai pengelola bandara maupun Pertamina sebagai penyedia bahan bakar. Dan pihak-pihak ketiga lain, yang kalau diinventarisasi satu persatu tak terperi banyaknya.
Dan nasib buruk tersebut semakin sempurna, ketika pandemi Covid-19 datang. Kondisi yang sudah buruk, tiba-tiba semakin buruk. Semua maskapai dilarang terbang, tanpa kecuali nyaris selama 6 bulan. Pembatalan satu penerbangan saja efeknya panjang, lah ini ini 6 bulan tak beroperasi!
Kadang orang malas berpikir, bagaimana mungkin Rusdi Kirana yang selama ini justru dianggap pemilik, dalam situasi rumit perusahaan miliknya justru ia dipilih dan ditempatkan sebagai Dubes di Malaysia.
Bagaimana ceritanya, ketika patron politiknya berkuasa di Golkar dan Demokrat, justru ia bergabung dengan PKB. Yang sejenis dan senasib Rusdi Kirana ini di Indonesia banyak, banyak sekali. Usaha merintis dari bawah, di tengah jalan dibajak politisi, dan akhirnya hanya menjadi pseudo owner: pemilik bayangan.
Jadi jelas ya, kalau tiba-tiba ada orang yang tergopoh-gopoh bawa duit sekoper pergi ke Mekkah untuk menjemput Si Imam Besar. Ia tahu betul, bahwa hanya dialah yang bisa menjadi kelompok penekan pemerintah. Ia satu-satunya yang bisa terus menteror pemerintah yang sah agar tujuannya tercapai. Apa tujuannya?
Yah, menalangi utang lah! Dan sialnya pemerintah, punya "saham kesalahan di masa lalu". Karena bersedia sebagai penjamin. Dan di sinilah SBY dan Jusuf Kalla satu kepentingan, bukan saja mengubur kasusnya, tapi menagih janji si pemerintah.