Kisah Nyai Dasima Dalam Konteks Politik Masa Sekarang
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 16 Mei 2023 08:51 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kisah Nyai Dasima, kalau kita simak ceritanya di zaman sekarang, memang tidak epik sama sekali. Saat kita lagi butuh kisah-kisah inspiratif untuk menggugah nasionalisme, patriotisme dan ketebalan iman beragama.
Tapi dari kisah Nyai Dasima ini, kita jadi mengenal seluk beluk geografis kota Jakarta sekarang ini. Dan satu lagi yang paling penting, mengenal karakter-karakter yang terlibat dalam kisah, sehingga penting buat pembelajaran bagi kita saat ini.
Nyai Dasima berasal dari desa Kuripan. Di mana itu? Kuripan tak jauh dari daerah Sawangan, Parung. Sawangan dulunya sebuah desa baru yang semula merupakan hutan yang terbakar.
Oh jadi begitu. Dinamakan Sawangan itu gata-gara hutan yang terbakar. Desa jadi rusak, dan tanahnya tidak cukup subur buat bercocok tanam.
Dasima pergi ke Curup, Tangerang, bekerja pada orang Prancis. Bonnet namanya. Dia bukan tuan tanah, tapi pemungut sewa tanah. Gaya hidup orang-orang bule model Bonnet ini sering foya-foya di Societet, Harmoni. Nah, Dasima kerja pada Bonnet sebagai pembantu rumah tangga.
Suatu ketika, datanglah seorang pemungut pajak lainnya, namanya Willem, kali ini adalah orang Inggris. Dia jatuh hati sama Dasima, dan bermaksud menjadikan dirinya sebagai isteri.
Maka setelah itu diboyonglah Dasima ke Pejambon, yang dekat stasiun Gambir sekarang. Dan jalan Pejambon sekarang merupakan alamat dari Kementerian Luar Negeri kita.
Waktu sudah jadi isteri Willem, Dasima sering main ke daerah Kwitang, yang kita tahu berlokasi dekat dengan Pasar Senen.