DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Satrio Arismunandar: Konsep Kanon Sastra di AS Dikritik Karena Kurangnya Keragaman dan Inklusivitas

image
Satrio Arismunandar berkomentar tentang kanon sastra Amerika.

ORBITINDONESIA.COM - Konsep kanon sastra di Amerika Serikat telah banyak dikritik karena kurangnya keragaman dan inklusivitas. Hal itu dikatakan doktor filsafat dari Universitas Indonesia, Satrio Arismunandar.

Satrio Arismunandar mengomentari webinar bertema Pentingnya Kanon Literasi Bagi Bangsa. Webinar itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai oleh penulis senior Denny JA.

Webinar yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan dosen Institut Kesenian Jakarta, Martin Suryajaya. Diskusi itu dipandu Swary Utami Dewi dan Anick HT, dan berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 4 Mei 2023.

Baca Juga: Indonesia dan Mesir Tanda Tangani Kontrak Dagang Pembelian Jahe Gajah 120 Ton

Satrio Arismunandar memaparkan, kanon literasi mengacu pada kumpulan karya yang dianggap sebagai bacaan penting dalam bahasa, budaya, atau bidang studi tertentu.

Kanon sastra di AS adalah kumpulan karya yang dianggap sebagai bacaan penting dalam sastra Amerika. “Kanon ini terus berkembang dan dibentuk oleh berbagai faktor, termasuk peristiwa sejarah, gerakan budaya, dan tren sosial dan politik,” ujarnya.

Namun, kata Satrio, banyak cendekiawan berpendapat, kanon tradisional cenderung memprioritaskan perspektif dan pengalaman penulis kulit putih, laki-laki, dan Eurosentris, sambil mengabaikan kontribusi kelompok yang terpinggirkan dan budaya non-Barat.

“Akibatnya, telah terjadi gerakan yang berkembang untuk memperluas dan mendiversifikasi kanon sastra, untuk memasukkan suara dan perspektif yang lebih luas,” tegas Satrio.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menghindari Mantan Kekasih

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi gerakan diversifikasi kanon sastra Amerika, yang berupaya menantang gagasan tradisional tentang sastra "hebat."

Halaman:
1
2

Berita Terkait