Megawati, Petugas Partai, dan Penguatan Party-ID
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 29 April 2023 21:52 WIB
Demokrasi terpimpin warisan Bung Karno menjadi pijakan utama Megawati dalam mewujudkan massa yang ideologis melalui diksi petugas partai. Diksi petugas partai yang membangun loyalitas para kader terhadap insititusi PDI Perjuangan.
Dampaknya dalam satu dekade terakhir, PDI Perjuangan berhasil mencetak kader-kader populer di daerah.
Mulai dari: Joko Widodo (Gubernur DKI Jakarta 2012-2014), Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng 2013-2023), Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya 2010-2020), Teras Narang (Gubernur Kalteng 2005-2015), I Wayan Koster (Gubernur Bali 2018-2023), Cornelis (Gubernur Kalbar 2008-2018), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi 2016-2021) dan masih banyak nama populer lainnya.
Lahirnya para tokoh daerah yang populer dalam perpolitikan nasional tidak lepas dari strategi internal partai pasca-Megawati kalah di Pilpres 2009 dan PDI perjuangan menempati urutan ketiga Pileg 2009.
Penguatan terhadap identitas kepartaian (party-ID) dengan fokus penguasaan teritorial melalui memenangkan Pilkada menjadi strategi utama internal PDI Perjuangan pasca-Kongres di Bali tahun 2010.
Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa PDI Perjuangan secara institusi mendorong agar sistem pemilu di Indonesia dilaksanakan dengan proporsional tertutup yang nama caleg ditentukan oleh partai.
PDI Perjuangan ingin fanatisme terhadap individu atau transaksi vote buying di pemilu bisa dihilangkan dalam upaya meminimalkan imbal jasa terhadap pemilih melalui nepotisme jabatan dan korupsi oknum politisi pascadirinya menduduki jabatan publik.
Baca Juga: SEA Games 2023: Gol Indah Fajar Faturrachman Lengkapi Kemenangan Indonesia Atas Filipina
Asumsinya semakin rendah tingkat loyalitas pemilih terhadap partai pilihannya maka semakin rendah pula pemilih bertindak dan berkorban untuk partai tersebut.