Megawati, Petugas Partai, dan Penguatan Party-ID
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 29 April 2023 21:52 WIB
Seorang Demokrat merujuk pada pilihan ideologi liberal yang diakomodir oleh Partai Demokrat, sementara seorang Republikan menjelaskan seorang konservatif yang perjuangannya di Partai Republik.
Sehingga pada saat pemilu, para kandidat yang maju di Pemilu AS memberikan proposal kampanye berdasarkan visi, misi, dan program partainya.
Adapun garis besar perjuangan Partai Republik adalah konservatisme yang menekankan pentingnya perlindungan negara terhadap warga masyarakat.
Baca Juga: Antonio Dedola Minggat dari Rumah Nikita Mirzani, Bawa Tas dan Gelang, Ada Apa
Sementara Partai Demokrat dengan ideologi liberalnya menginginkan kompetisi yang bebas di masyarakat tanpa melihat status kewarganegaraan bisa bertarung secara terbuka dan adil.
Artinya setiap kandidat yang maju dalam Pemilu AS merepresentasikan fungsi-fungsi petugas partai yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaiknya kepada masyarakat pemilih dan partai asalnya.
Di Indonesia, identitas kepartaian (party identification/party-ID) masih sangat lemah. Individu masyarakat seakan ragu menjelaskan dirinya bagian dari aliran partai politik tertentu seperti yang terjadi di negara AS.
Pengalaman 32 tahun pemerintahan Orde Baru menjadi salah satu trigger utamanya. Selama Presiden Soeharto berkuasa, rakyat takut menjelaskan dirinya bagian dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) untuk menegaskan dirinya memperjuangkan nilai Marhaenisme atau Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memperjuangkan nilai Islam dalam bernegara.
Memang di masa pemerintahan Presiden Seharto banyak orang merasa bangga mengakui dirinya Golongan Karya (Golkar) untuk menjelaskan ia telah bergabung ke simpul sayap organisasi, seperti: Soksi, MKGR, AMPG atau Kosgoro.