Syaefudin Simon: Malinda Dee dan Saida Saini
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 15 April 2023 16:40 WIB
Saida dan Inong, pinjam istilah filsuf eksistensial JP Sartre — adalah potret manusia yang telah dibunuh kesadarannya sehingga perilaku hidupnya dikendalikan ketidaksadarannya.
Dalam dunia filsafat, Saida dan Inong telah dibunuh kesadarannya sehingga mereka lupa akan jati dirinya sebagai manusia yang bermartabat dan terhormat.
Lalu, siapa yang membunuh Inong? Pembunuh pertama adalah Sigmund Freud. Freud adalah pembunuh kesadaran manusia yang paling brutal. Bagi Freud kesadaran manusia telah mati.
Karena itu, perilaku manusia dikendalikan ketidaksadarannya. Gerakan manusia di mata Freud tak lebih dari gerakan voodoo, mayat hidup yang berjalan di kuburan-kuburan tua Haiti.
Baca Juga: Inilah Mengapa Banyak Orang Jepang Malas Punya Anak, Alasan Terakhir Bikin Terpana
Pembunuh kedua adalah Camillo Golgi, nobelis penemu sistem saraf. Menurut Golgi, setiap sel saraf (neuron) terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel.
Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf: dendrite dan akson. Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain.
Kedua entitas dalam sel saraf inilah yang mengendalikan perilaku manusia. Apa yang disebut kesadaran manusia sebetulnya adalah reaksi neuron terhadap sebuah obyek.
Dengan demikian, manusia sebetulnya tidak punya kesadaran. Ryu Hasan, dokter ahli bedah saraf menyatakan, karakter manusia merupakan hasil reaksi neuron terhadap obyek yang ada di sekitarnya.