Kehadiran Pabrik AMDK Mendorong Ekonomi dan Peluang Kerja di Klaten
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 06 April 2023 08:05 WIB
“Selain itu, bank sampah Margo Saras juga menjadi program percontohan bagi bank sampah dari desa lain, karena manajemen dan pengelolaan sampah di sini lebih lengkap. Sehingga banyak warga dari desa lain bergabung menjadi nasabah di bank sampah Margo Saras,” ujarnya.
Selain pengelolaan sampah, untuk menjamin ketersediaan air di sejumlah dusun di lereng Gunung Merapi, Pabrik Aqua Klaten menggandeng Fakultas Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada.
Mereka membangun Embung Tirtamulya yang terletak di dukuh pucang, Tegalmulyo, kecamatan Kemalang, Klaten pada 2016. Embung seluas 0,6 ha memiliki kedalaman 5 meter dan mampu menampung volume air hujan hingga 10.000 m3.
Baca Juga: Satrio Arismunandar: Dengan Finlandia Masuk ke NATO, Rusia Makin Merasa Terkepung dan Terancam
Embung ini tidak hanya mengatasi kesulitan air bersih di beberapa desa, tetapi yang tidak kalah penting adalah fungsi sosialnya sebagai tempat berinteraksi masyarakat, untuk belajar lebih mengenali dan menghargai air dan kehidupan.
Program pelestarian lingkungan lainnya yang dilakukan oleh CSR Danone Aqua di Kabupaten Klaten, adalah Water Sanitation and Hygine (WASH).
Program ini dilakukan bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur yang bertujuan untuk melestarikan air tanah, sehingga kebutuhan masyarakat akan air tetap terpenuhi meskipun berada di sekitar perusahaan air dalam kemasan.
Masalah air menjadi isu sensitif, mengingat kehadiran Danone Aqua di Klaten sempat mendapat penentangan dari masyarakat Klaten karena dianggap dapat menurunkan produksi air tanah. Tetapi, melalui program CSR WASH, Danone ingin tetap memperhatikan ketersediaan air tanah bagi masyarakat melalui konservasi DAS Pusur.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga Inggris di Pekan ke 30, Persaingan Kian Ketat di Papan Klasemen Sementara
Caranya, dengan meningkatkan vegetasi tanaman, mengurangi erosi tanah dengan tindakan-tindakan sipil teknis, dan juga mengembangkan alternatif ekonomi dengan budidaya produktif yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Seperti tanaman krisan, bunga anggrek, bunga mawar dan pengembangan desa wisata konservasi.