Bahai Bukan Islam, Tetapi Mengakui Muhammad, Yesus, Musa, Ibrahim, Buddha Sebagai Rasul
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 26 Maret 2023 07:05 WIB
Bahai adalah agama/kepercayaan termuda. Agama abad 19, yang hadir ketika umat manusia sudah "dewasa" dalam peradaban, kemanusiaan, dan ilmu pengetahuan.
Kitab sucinya terjaga, ditulis langsung oleh Bahaullah antara 1853-1892 di wilayah Iran. Keaslian kitab sucinya terawat, tanpa cacat dan manipulasi hingga saat ini.
Dalam kitab sucinya Bahaullah mengupas keesaan Tuhan, fungsi Wahyu, tujuan hidup, hukum dan prinsip agama, ajaran akhlak, pendidikan, kesetaraan gender, masa depan umat manusia, sampai kehidupan ruh dan alam keabadian. Lengkap.
Baca Juga: Kereta Api Commuter Line Diduga Meledak di Bojong Gede, Ternyata Ini Penyebabnya
Bahai sudah tersebar di 120.000 kota dan desa di seluruh dunia dan diakui secara resmi oleh 230 negara. Bahai International Community aktif di berbagai forum internasional dan telah memiliki kantor perwakilan di PBB, New York dan Jenewa.
Menurut Nasrin Astani, tokoh Bahai Indonesia, agama Bahai punya misi mempersatukan umat manusia. Orang menjadi Bahai tidak harus keluar dari agama asalnya.
Tak ada istilah "murtad" seperti julukan untuk orang Islam yang pindah ke agama lain. Atau mualaf (julukan untuk orang agama lain yang pindah ke Islam).
Iman kepada ajaran Bahaullah bukan converting dari iman sebelumnya. Tapi memperkaya dari iman sebelumnya. Ini ditunjukkan oleh keterbukaan tempat ibadah kaum Bahai, yang diberinama masyrikul adhkar (MA).
Rumah ibadah kaum Bahai terbuka untuk umat semua agama. MA adalah tempat peribadatan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan persahabatan antar semua umat beragama.