Ketika Artificial Intelligence Membantu Pelukis
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 01 Maret 2023 08:13 WIB
“Pada pameran ini karya-karya konvensional dengan corak naturalis, realis dan abstrak yang menjadi ciri dari perkembangan awal seni rupa modern di Indonesia bersanding dengan karya-karya yang pada perkembangan terkini di katagorikan kedalam Digital Art,” jelasnya pada Senin (27 Februari 2023).
Ia menjelaskan bahwa kelima seniman yang karya seninya dipamerkan pada IMLF memiliki corak yang khas.
Minda Sari, misalnya, sebagai salah seorang pelukis senior Sumatera barat masih setia dengan corak naturalisnya dengan objek pemandangan alam yang ada di ranah Minang.
Sementara itu seniman lain, Herisman Is yang saat ini berdomisili di kota Pekanbaru hadir dengan beberapa buah lukisan abstrak yang sudah menjadi ciri khas dari karya-karyanya dari dulu.
Lalu ada Reshma Ramesh, salah seorang penyair dari India yang mengetengahkan puluhan karya-karya fotografinya.
Kemudian Nazhatulshima Nolan, pelukis sekaligus penulis berkebangsaan Malaysia membuahkan karya dengan corak ekspresionis. Karya-karyanya dibangun melalui perpaduan antara luapan emosi dan bahas visual yang cenderung ekspresif.
Sedangkan Denny JA muncul dengan karya seni yang berbeda, yakni menggunakan AI.
“AI yang saat ini menjadi fenomenal dan memiliki pengaruh dalam dunia seni rupa terlihat pada karya-karya Denny JA,” jelas Iswandi.
Menurut Iswandi, pesan-pesan spritualitas sangat terasa pada karya-karya lukisan AI Denny JA, yang juga dikenal sebagai founding father konsultan politik di Indonesia.
“Proses berkarya bagi Denny JA sepertinya merupakan sebuah media kontemplasi sekaligus penyeimbang ditengah hiruk pikuk kehidupannya sebagai seorang konsultan, enterpreneur, dan peneliti,” jelasnya.