DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Tulisan Anak Muda tentang International Minangkabau Literacy Festival

image
Peserta Festival Literasi Minangkabau Internasional dari Jakarta

Saya bisa simpulkan hasil pandangan polemik atas penamaan festival tersebut sebagai berikut:

Both "Minangkabau International Literacy Festival" and "International Minangkabau Literacy Festival" are grammatically correct and understandable.

If the festival is more generally focused on literacy and includes international participation, "International Minangkabau Literacy Festival" may be the more appropriate choice. This phrasing suggests that the festival is primarily focused on literacy, but also includes a focus on Minangkabau culture and participation from international writers and attendees.

Intinya adalah keduanya benar secara tata bahasa.

Baca Juga: BRI Liga 1: Prediksi dan Link Streaming Arema FC Melawan Persik Kediri, Bukan Sekedar Derby Jawa Timur

Jadi sebagaimana pepatah orang Padang  yang berbunyi “Anjalai pamago koto, tumbuah sarumpun jo ligundi, kalau pandai bakato kato, umpamo santan jo tangguli” yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah seseorang yang pandai menyampaikan sesuatu dengan perkataan yang baik, akan enak didengar dan menarik bagi orang yang dihadapi.

Berbeda pendapat boleh, namun ingatlah bahwa dalam menyampaikan argument, kita harus juga menghormati lawan bicara kita. Apalagi jika penamaan ini sudah diriset oleh komite dan penggagas, dan ternyata benar pula secara tata bahasa.

Lagipula, IMLF itu singkatan yang bagus. Coba bayangkan jika kita memakai Minangkabau International Literacy Festival, maka akronimnya menjadi ‘MILF’. Bisa-bisa program sastra gagasan Satupena Sumbar menjadi viral karena skandal.

Case closed!

Baca Juga: Sandiaga Uno Rayu Asosiasi Negara Arab Investasi di Destinsi Wisata Danau Toba Lewat Diplomasi Kuliner

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait