Orbit Indonesia
S. Indro Tjahyono: Jangan Ulangi Tragedi Memalukan 2014 dan 2019
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 05 Agustus 2022 13:03 WIB
Yang lebih mengerikan adalah Kandidat Capres/Cawapres memandang relawan pendukungnya hanya sebagai fans. Dengan nama relawan, para Capres/Cawapres bisa menghindar bahwa bukan dia yang minta dukungan relawan, sehingga tidak ada kewajiban membalas budi.
Ini artinya relawan telah "dibeli putus", setelah diberi uang saku untuk kampanye, maka Presiden tidak perlu menggubris lagi relawan.
Relawanlah yang selama ini berilusi menggunakan Pemilu sebagai instrumen revolusi. Hubungan antara Kandidat Presiden dan relawan pendukungnya diibaratkan hubungan Che Guevara dengan tentara gerilya Pengawal Revolusi.
Tapi celaka saat ini Presiden lebih dekat dengan Oligarki Istana dan relawan cukup diajak selfie di acara temu kangen yang tak tentu jadwalnya.***