Imlek Lintas Agama Forum Esoterika: Konghucu Progresif, Islam Eropa, dan Paham Agama Pro Hak Asasi Manusia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 11 Februari 2023 16:44 WIB
Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PDIP Masih Tertinggi 22,7 Persen, PAN Terlempar Jadi Partai Kecil
Tapi walau mereka merawat tradisi, mereka hidup dalam kultur sosial politik yang berbeda dibandingkan negara asal leluhur mereka di Cina.
Terbit buku karangan Stephan C Angle berjudul: . Contemporary Confucian Political Philosophy: Toward Progressive Confucianism (2012).
Buku ini memberi inspirasi bahwa masyarakat Tionghoa yang tinggal di dunia barat khususnya, memerlukan paham dan interpretasi Konghucu yang lebih sesuai.
Dalam paham Konghucu progresif ini, mereka tetap mempetahankan core philosophy dari Konghucu untuk ajaran moral individual.
Baca Juga: Tiga Kurator dan Kritikus Seni Rupa Ini Membahas Buku Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA
Golden Rule dari Konghucu semakin dipopulerkan.“Lakukanlah kepada orang lain apa yang kamu ingin orang lain lakukan padamu. Jangan lakukan pada orang lain, apa yang kamu tak ingin orang lain lakukan padamu.”
Namun untuk prinsip moral kolektif, moralitas ruang publik, paham Konghucu Progresif menolak kultur politik yang kini berkuasa di Negara Cina.
Di sana, di negara Cina, ajaran Konghucu disubordinasi agar tumbuh, berdampingan, harmoni dengan sistem politik yang tidak menghargai hak asasi manusia, tidak demokratis, kurang menghargai persamaan hak- hak kaum perempuan.
Konghucu progresif hanya ingin harmoni dengan kultur yang menghargai hak asasi, demokratis, dan menjunjung persamaan hak kaum perempuan.