Dinamika Politik dan Demokrasi di Asia Tenggara, Warisan Masa Lalu Penjajahan dan Tantangannya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 18 Februari 2023 04:49 WIB
ORBITINDONESIA - Dibandingkan dengan banyak kawasan lain di dunia, Asia Tenggara merupakan kawasan yang stabil secara politik, dinamis secara ekonomi, dan cukup kaya secara budaya.
Pasca pandemi Covid-19, kawasan ini menunjukkan perkembangan ekonomi yang positif dan prospektif. Perkembangan tersebut telah meningkatkan minat di wilayah Asia Tenggara dan kebutuhan akan informasi ringkas tentang struktur, proses, dan aktor politiknya dalam beberapa dekade terakhir.
Namun, sampai saat ini, ekonomi politik negara-negara berkembang di Asia Tenggara telah mendominasi agenda penelitian. Tetapi kurangnya monografi ringkas saat ini, yang berfokus pada sistem politik dan sosial nasional di wilayah tersebut dari perspektif komparatif, sangat kontras dengan hal ini.
Baca Juga: Turnamen Mini: Indonesia Melawan Fiji, Obral Kartu Merah, Timnas Menang 4-0
Untuk mengisi kekosongan itu, buku teks ini memberikan pengantar sistematis tentang sistem politik Brunei Darussalam (Brunei), Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam.
Buku ini menggabungkan studi terperinci tentang kasus tunggal dengan akun komparatif. Ini berfokus pada struktur, proses, dan aktor dari sistem politik serta situasi politik saat ini.
Disusun oleh ilmuwan perbandingan politik, audiens yang dituju termasuk mahasiswa ilmu politik tanpa keahlian regional dan mahasiswa studi wilayah.
Selain itu, buku ini dimaksudkan sebagai sumber bagi ilmuwan politik dan sosial lainnya dalam penelitian dan pengajaran, serta jurnalis dan profesional lainnya. Ini akan memberi para pembaca pengantar yang mantap untuk Asia Tenggara sebagai bidang studi.
Baca Juga: 10 Ucapan Peringatan Isra Miraj yang Penuh Makna dan Menyejukkan Hati
Deskripsi dan analisis dalam buku teks ini didasarkan pada penelitian masa lalu dan saat ini dari kedua penulis, tentang demokrasi dan demokratisasi, rezim otokratis, partai politik, masyarakat sipil, hubungan sipil-militer, dan institusi politik di wilayah tersebut.
Ini berdasarkan penelitian lapangan mereka sendiri serta survei komprehensif atas literatur penelitian internasional.
Dalam kebanyakan kasus, penulis menurunkan sumber primer ke posisi tambahan dan fokus pada materi sekunder yang relatif mudah diakses.
Oleh karena itu, sebagian besar sumber akan dapat diakses oleh pembaca rata-rata, yang mencari informasi lebih mendalam tanpa menguasai salah satu bahasa daerah Asia Tenggara.
Aurel Croissant and Philip Lorenz, Comparative Politics of Southeast Asia: An Introduction to Governments and Political Regimes. Cham: Springer, 2018. Tebal: 442 halaman.***