Membaca Pengalaman dari Pusaran Kematian
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 01 Juli 2022 06:53 WIB
ORBITINDONESIA - Bagaimana untuk bisa bangkit saat kita merasa kehidupan begitu tak adil kepada kita? Itu mungkin perasaan yang bisa jadi hampir setiap dari kita pernah mengalami dan mempertanyakannya.
Saat merasa seperti itu dan ingin melaluinya, kita mungkin bisa belajar mengatasinya dengan belajar dari pengalaman orang-orang yang tiap detiknya terombang-ambing bukan lagi di tepian tetapi di pusaran kematian.
Salah satunya seperti dari memoar berjudul How to Live When You Could be Dead, buku kedua dari buku F*** You Cancer dari Deborah James.
Baca Juga: Membaca Pengalaman dari Pusaran Kematian
Buku kedua ini berisi teori pola pikir positif yang dipraktikkan penulisnya yang didiagnosis menderita kanker usus stadium empat pada tahun 2016, dan diberitahu oleh dokternya bahwa dia memiliki peluang kurang dari 8% untuk bertahan hidup dalam lima tahun ke depan.
Semangat dan pola pikir positif yang ia lakukan membuatnya bertahan hidup lebih dari yang diprediksikan dokternya. Belajar menikmati hidup "saat ini" dan belajar untuk “menghargai satu hari pada satu waktu” benar-benar memberikan keajaiban nyata dalam hidupnya.
Dilansir dari theguardian.com, How to Live When You Could be Dead sudah membuka pre-order dan akan rilis di Inggris Raya pada 18 Agustus mendatang, lebih awal dari yang direncanakan.
Hingga 19 Mei kemarin, buku ini menduduki puncak daftar buku terlaris Amazon UK, bahkan melebihi pemesanan novel kriminal populer Richard Osman, The Man Who Died Twice. Untuk setiap 3 Pound sterling (setara Rp 18 ribuan) dari buku yang terjual akan disalurkan ke Cancer Research UK melalui BowelBabe Fund miliknya di justgiving.com.
Baca Juga: Piala AFC: Top, PSM Makassar Lolos ke Semifinal dengan Status Juara Grup