DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Isti Nugroho: Tokoh Munafik yang Mengabaikan Idealisme

image
Buku F Sionil Jose tentang tokoh munafik yang mengabaikan idealisme.

ORBITINDONESIA.COM - Yang absolut dalam hidup ini hanya seks, kata Jung dan Freud. Demi seks itu, orang mau menjadi manusia munafik terus-menerus. Tentu bukan seks sebagai reproduksi, tetapi seks sebagai rekreasi. Walaupun Carl Gustav Jung dan Sigmund Freud, tidak merinci secara detail.
 
Yang mutlak seks sebagai reproduksi atau sebagai rekreasi. Sebagai rekreasi orang bisa melihat moralitas dari perilaku seksualnya. Untuk suatu reproduksi seks mutlak karena menciptakan keturunan. Ada regenerasi bagi berkembangnya manusia.
 
Seks secara keseluruhan bisa dilihat sebagai cerminan moral. Hal itu terlihat di dalam novel yang ditulis F. Sionil Jose. Yang menggambarkan adegan ranjang antara Toni dan istrinya Carmen Villa. Dalam novel Tokoh-Tokoh Munafik.
 
 
Toni, seorang doktor filsafat yang idealis, memandang hidup dari kacamata yang ideal. Bersumber dari yang seharusnya yang abstrak dan harus berlaku.
 
Sementara istrinya Carmen adalah wanita pengusaha, pragmatis dan efisien, putri konglomerat Filipina.
 
Sebelum bercinta malam itu, Toni meraba perut istrinya yang sedang hamil. Toni dan Carmen tahu kalau akan memiliki bayi. Malam itu Toni kaget karena istrinya telah menggugurkan kandungannya, tidak sepengetahuannya.
 
Carmen bilang bahwa dirinya telah membuang bayinya, karena dirinya tidak mau direpotkan oleh kandungannya. Dia masih banyak kegiatan dan tidak ingin mengandung dulu. Bagi Carmen perbuatan itu hal biasa, maka tidak harus dibicarakan pada suaminya.
 
 
Sebaliknya bagi Toni itu yang utama dan penting.
 
Akhirnya mereka berdua bertengkar habis-habisan. Membuat Toni harus pulang ke kampung halaman, dan menolak hidup ala keluarga Carmen Villa. Malam itu Toni berkemas dan memutuskan berpisah dengan istrinya. Perbuatan istrinya itu dianggapnya tidak bermoral.
 
Saya tidak banyak tahu sastra Filipina. Hanya beberapa sastrawan atau novelis saja yang saya baca karyanya. Selain Tokoh-Tokoh Munafik karya F. Sionil Jose, Noli me tangere, karya Jose Rizal dan kumpulan cerita pendek yang disunting F. Sionil Jose, yang memuat sastrawan Filipina tiga generasi.
 
Sastrawan yang menulis dalam bahasa Inggris, dari angkatan abad 19, dan 20. Kalau generasi angkatan sastrawan Filipina terbaru, adalah mereka yang menulis dalam bahasa Tagalog.
 
 
Bahasa Tagalog lebis luas jangkauannya dari bahasa Inggris bagi sastrawan Filipina. Mereka, orang Filipina lebih suka membaca dalam bahasa Tagalog. Bahasa Tagalog adalah bahasa nasional bangsa Filipina.
 
F. Sionil Jose lebih dikenal sastrawan muda Indonesia karena novel Sionil Jose pernah dimuat sebagai cerita bersambung koran Kompas. Sionil Jose dan Jose Rizal, dua sastrawan Filipina yang banyak dibaca orang Indonesia.
 
Saya senang menikmati bahasa dan cerita sastrawan Filipina. Sionil dan Jose Rizal adalah sastrawan favorit saya.***

Berita Terkait