7 Perlengkapan Adat Tedak Siten untuk Bayi yang Wajib Ada dan Maknanya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 26 September 2022 10:09 WIB
ORBITINDONESIA - Tradisi atau adat tedak siten menjadi salah satu warisan leluhur khususnya bagi masyarakat Jawa yang masih dilestarikan hingga kini.
Sebagaimana yang telah diketahui, adat tedak siten merupakan prosesi yang dilakukan kepada anak atau bayi yang berusia 7 atau 8 bulan.
Tujuan adat tedak siten ini adalah sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan agar bayi diberikan kemudahan untuk menjalani kehidupan yang ada di hadapannya.
Dalam prosesi adat tedak siten ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dilengkapi.
Dilansir dari laman Kemendikbud, berikut adalah perlengkapan yang wajib ada agar prosesi adat tedak siten berjalan lancar dan afdlol:
1. Jedah (tetel) tujuh warna
Jadah (tetel) adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa muda dan garam secukupnya. Rasanya gurih.
Baca Juga: Simak Penjelasan Waktu dan Tempat Adat Tedak Sinten untuk Bayi Digelar, Jangan Sampai Salah
Setelah dikukus lalu ditumbuk sampai menyatu sehingga menjadi makanan yang disebut jadah, kemudian diberi warna 7 rupa yaitu: merah, putih, hitam, kuning, biru, jingga, dan ungu.
Makna yang terkandung dalam jadah ini merupakan simbol kehidupan yang akan dilalui oleh si anak, mulai dia menapakkan kakinya pertama kali di bumi sampai berusia dewasa, sedangkan ketujuh warna tersebut merupakan gambaran bahwa si anak dalam kehidupannya akan menjumpai banyak pilihan dan rintangan yang harus dilalui.
Jadah 7 warna itu disusun mulai dari warna gelap sampai warna terang. Hal ini menggambarkan bahwa masalah yang dihadapi si anak mulai dari yang berat sampai yang ringan, maksudnya seberat apapun masalahnya pasti ada titik terangnya atau ada penyelesaiannya.
Baca Juga: Sejarah dan Filosofis Prosesi Adat Tedak Sinten yang Dijalani Putri Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah
2. Jenang Bluwok
Jenang bluwok bahannya terbuat dari tepung beras yang agak kental sebagai lambang batu ujian untuk mengatasi berbagai kesulitan hidup.
3. Nasi Tumpeng dan Daging Ayam Kampung Utuh
Nasi tumpeng disediakan sebagai simbol permohanan orangtua agar si bayi kelak menjadi anak yang berguna, sayur kacang panjang sebagai simbol umur panjang, sayur kangkung sebagai simbol kesejahteraan, kecambah sebagai simbol kesuburan, sedangkan daging ayam kampung adalah simbol kemandirian.
4. Jajanan Pasar
Jajanan pasar adalah makanan tradisional yang diperjual belikan di pasar.
Makanan ini nantinya akan dibagi-bagikan pada semua orang yang datang pada upacara tedak siten, sedangkan makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa anak tersebut diharapkan mampu memberi manfaat bagi lingkungannya. Bukan justru sebaliknya hanya menjadi benalu bagi lingkungannya.
5. Tangga
Tangga (Ondho) ini bahannya terbuat dari tebu wulung yaitu tebu jenis 'arjuna', warnanya ungu.
Dalam bahasa Jawa 'tebu' merupakan kependekan dari antebing kalbu yang bermakna kemantaban hati.
Tebu wulung bertiang 2, dibuat 7 anak tangga. Tangga tebu wulung ini harus dibuat dari 3 buah batang tebu wulung.
Baca Juga: Peristiwa Ledakan di Asrama Grogol, Polisi Jadi Korban, Begini Kondisinya
Tidak boleh lebih atau kurang. 2 batang untuk tiang, sebatang untuk 7 anak tangga.
7 anak tangga melambangkan selangkah-langkah memulai hidup hingga dewasa, si anak selalu dalam keadaan 'urip manis', bahagia hidupnya, tulus, beretika dan bercita-cita. Kemudia jenis tebu Arjuna ini melambangkan harapan agar si bayi memiliki sifat kesatria seperti Arjuna (tokoh pewayangan yang dikenal bertanggungjawab dan tangguh).
6. Kurungan Ayam
Si anak akan dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang telah dihias sedemikian rupa, yang di dalamnya sudah ada beberapa barang untuk dipilih, seperti cincin/uang, alat tulis, kapas, cermin, buku, pensil dan lainnya.
Baca Juga: Hanno Behrens Mengaku Jadi Anak Jaksel
Selanjutnya, anak tersebut dibiarkan mengambil salah satu barang yang ada dalam kurungan, barang yang dipilihnya merupakan gambaran hobi dan masa depannya kelak.
Prosesi ini melambangkan bahwa kelak si anak akan dihadapkan pada berbagai macam jenis pekerjaan.
7. Kembang Setaman
Kembang setaman biasanya terdiri dari kembang mawar, melati, dan kenanga (kembang telon).
Maknanya, bahwa ketika sang anak sudah berhasil berjalan sendiri, diharapkan dapat membawa keharuman bagi orang tua, diri sendiri dan lingkungannya.
Baca Juga: Bubuk Petasan Penyebab Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo Ternyata Barang Sitaan 2021, Kok Bisa?
Juga disediakan Bokor (Wadah Air) dan Undhik-undhik, Bokor ini diberi air dan kembang setaman.
Airnya berasal dari 7 sumber mata air yang berbeda.
Hal ini sebagai lambang bahwa si bayi bisa terlepas dari marabahaya, sedangkan Undhik-undhik adalah beras yang telah diwarnai dengan pewarna alami, yaitu dengan kunyit atau kunir, kemudian dicampur dengan uang logam dan bunga.
Pada saat upacara berlangsung, disebar dan biasanya anak-anak yang menyaksikan akan berebut untuk mendapatkannya, maknanya adalah agar si anak dapat menjadi orang yang baik hati dan dermawan.***