Diduga Mesum, Kiai di Jember Tanggapi Ruangan Khusus Bersama Santrinya: Tes Kenaikan Hafalan Alquran
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 07 Januari 2023 09:05 WIB
ORBITINDONESIA- Kabupaten Jember dihebohkan dengan Seorang kiai pondok pesantren di Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember yang diduga mesum dengan sejumlah santrinya di ruangan khusus Pondok Pesantren.
Kiai salah satu Pondok Pesantren yang mendapat tuduhan mesum, FH akhirnya angkat bicara.
Ia menanggapi ruangan khusus yang digunakan bersama santrinya saat tengah malam.
Baca Juga: Istri Seorang Kiai di Jember Curiga, Suaminya Mesum dengan Santrinya di Ruangan Khusus Saat Tengah Malam
Kasus ini bermula saat Istri FH, curiga dengan aktivitas suaminya bersama santrinya di sebuah ruangan khusus.
Ruangan khusus di Pondok Pesantren tersebut bahkan terpasang teknologi finger print yang hanya diketahui kiai.
Sebagai seorang istri, ia pun curiga. Apalagi ia tidak mengetahui password untuk masuk ke ruangan khusus tersebut.
Baca Juga: Istri Kiai di Jember Curiga, Ada Ruangan Khusus Gunakan Finger Print Diduga Jadi Tempat Mesum di Pondok
Rasa penasaran diselimuti curiga akhirnya coba ia beranikan. Ia curiga bahwa suaminya telah selingkuh dengan santrinya. Bahkan ada dugaan pelecehan seksual.
Setelah mengantongi sejumlah bukti dugaan pelecehan seksual kiai terhadap santrinya, akhirnya sang istri melapor ke Polres Jember, Kamis 5 Januari 2023.
Dugaan ini berdasarkan adanya rekaman CCTV.
Baca Juga: Tanggapan Kiai di Jember yang Diduga Mesum dengan Santrinya di Ruangan Khusus Pondok Pesantren
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jember Iptu Dyah Vitasari mengatakan, dari laporan istri kiai, ada ruangan khusus yang sering digunakan suaminya bersama santri, masuk mulai sekitar tengah malam, keluar pukul 1-3 dini hari.
Bahkan sang istri tidak bisa masuk ke ruangan khusus tersebut, karena menggunakan teknologi finger print, juga nomor pin atau password.
"Untuk masuk ke kamar (khusus) di lantai 2 itu menggunakan teknologi IT," kata Vita usai menerima pengaduan, Kamis 5 Januari 2023.
Baca Juga: Inilah 5 Anggota Angkatan Laut dalam Anime One Piece yang Baik dan Bersikap Adil Terhadap Bajak Laut
Kunci atau pintu masuk dipasangi alat khusus finger print, juga nomor pin atau password tertentu sehingga sulit untuk masuk ke dalam ruangan itu
"Jadi Bu Nyai (istri Kiai) ini melakukan konsultasi ke Polres Jember. Tanya ke bagian PPA Polres Jember. Beliau ini melakukan pengaduan, jika pak kiai ini, disebut sering kalau malam memasukkan santrinya ke dalam ruangan khusus berbentuk kamar atau ruang pribadi pak kiai," katanya.
Selain itu, pihak istri mengaku akhir akhir ini sang kiai memang jarang tidur bersamanya.
Kiai lebih sering di lantai dua. Sementara kamar istrinya berada di lantai satu.
Anehnya, istri kiai sendiri tidak bisa masuk ke ruangan khusus yang ada di lantai dua, karena tidak mengetahui password untuk masuk.
Kecurigaan sang istri akhirnya mulai terungkap saat dirinya mencoba memeriksa handphone suaminya.
Di dalamnya, terdapat sejumlah rekaman yang mencurigakan. Termasuk suara yang menuju ke unsur tindakan pelecehan.
Tidak hanya rekaman suara, sang istri kiai juga telah memeriksa rekaman CCTV yang terpasang di ruangan tersebut.
Setelah diperiksa, hasilnya mengejutkan. Ia kaget melihat aktivitas suaminya di ruangan khusus tersebut bersama santrinya.
"Nah kebetulan Bu Nyai ini menyampaikan, katanya menyimpan dan mengamankan rekaman video dari kamera CCTV yang ada di dalam kamar khusus itu. Sehingga segala aktivitas di dalam ruangan itu terekam dalam bentuk video," ucapnya.
Kini Polres Jember telah mendatangi Pondok Pesantren yang ada di Ajung tersebut, Kamis 5 Januari 2024.
Sejauh ini, ada beberapa alat bukti yang diamankan. Namun, alat bukti tersebut masih akan dipilih, mana yang berkaitan dan mana yang tidak.
Sementara FH, selaku terlapor, menilai tuduhan tersebut sebagai fitnah.
FH mengaku apa yang disampaikan istrinya saat laporan ke polres, tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Bahkan, FH menilai hal itu sebagai perbuatan yang keji.
"Itu tidak benar. Itu kegiatan yang biasa dilakukan santri dalam rangka evaluasi. Kegiatan selesai jam 11 malam, jadi evaluasi dilakukan tengah malam," kata FH.
Meski demikian, FH sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti permainan tersebut. FH akan menunjukkan dalam pengadilan bahwa dirinya memang tidak bersalah.
FH, selaku terlapor, menilai tuduhan tersebut sebagai fitnah. FH mengaku apa yang disampaikan istrinya saat laporan ke polres, tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
Bahkan, FH menilai hal itu sebagai perbuatan yang keji.
Meski demikian, FH sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti permainan tersebut. FH akan menunjukkan dalam pengadilan bahwa dirinya memang tidak bersalah.
"Saya akan mengikuti permainan ini, nanti kita ikuti bersama-sama di pengadilan. Biarkan proses hukum berjalan dan kita akan mengikutinya, insya Allah,” kata FH.
Terkait ruangan yang diduga sebagai lokasi kejadian, merupakan ruang studio sekaligus tempat tidur.
Beberapa juga ditempati santri saat tes kenaikan hafalan Alquran.
Terkait keterangan lain yang menuduh FH tidur dengan santri putri, FH menepis tuduhan itu.
FH menyebut tuduhan itu adalah fitnah yang keji.
“Tuduhan bahwa saya mencabuli santri itu parah bagi kami. Dan kami tidak bisa tinggal diam. Kami akan tetap melakukan tuntutan pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan,” tambah FH.***