Analisis: Puan Maharani dan Dewan Kolonel Justru Akan Menenggelamkan PDIP di Pemilu 2024
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 24 September 2022 15:48 WIB
ORBITINDONESIA – Ngototnya Puan Maharani untuk maju menjadi capres pada Pilpres 2024, yang didukung barisan oportunistik dari kalangan PDIP dengan membentuk Dewan Kolonel, justru akan menenggelamkan PDIP pada Pemilu 2024.
Demikian pandangan sebagian netizen yang prihatin pada PDIP, Sabtu, 24 September 2022. Netizen menyesalkan Puan Maharani, yang seharusnya cepat mawas diri. Bukannya mengiyakan saja, bahkan terbuai oleh kiprah kelompok oportunistik Dewan Kolonel.
Faktanya, menurut sebagian survei, elektabilitas Puan Maharani cuma di bawah 4 persen. Padahal Puan sudah “berkampanye” ke sana-sini dengan berbagai cara.
Elektabilitas Puan teramat jauh di bawah Prabowo Subianto atau Anies Baswedan. Artinya, Puan itu praktis “kartu mati” di Pilpres 2024.
Kalau Puan dipasangkan sebagai cawapres dengan katakanlah Prabowo Subianto atau Anies Baswedan, misalnya, adanya Puan justru jadi faktor pelemah. Puan bukan mengangkat suara, tapi justru berpotensi mengurangi suara.
Di barisan pendukung PDIP sendiri, Puan tampaknya gagal mencapai dukungan mayoritas. Survei internal menunjukkan, Ganjar Pranowo masih jauh lebih populer dan lebih besar elektabilitasnya.
Megawati Soekarnoputri, selaku Ketua Umum PDIP, pastinya tahu hal ini. Namun, tampaknya agak sulit bagi Megawati untuk membujuk putrinya itu agar tidak ngotot maju capres. Setidaknya, timing-nya saat ini dirasa belum pas.
Baca Juga: MotoGP Jepang 2022, Cuaca Tidak Bersahabat, Latihan Bebas Ketiga Dibatalkan, Kualifkasi Mundur
Karena Puan sedang menggebu-gebu untuk maju capres, Megawati membiarkannya untuk memberi waktu.
Sampai di suatu titik nanti, Puan akan terbentur tembok kenyataan bahwa elektabilitasnya memang tak bisa didongkrak naik.
Suara publik tidak bisa dipaksa, jika mereka memang tidak suka. Bahwa Puan itu anaknya Megawati dan cucunya Sukarno, itu tak berarti signifikan bagi publik. Walau untuk tahap tertentu, itu masih dianggap penting di internal PDIP.
Megawati sendiri sebetulnya punya banyak hal penting lain yang harus dipikirkan, termasuk memikirkan kesinambungan trah Sukarno di kepemimpinan PDIP. Tetapi ini butuh analisis terpisah untuk membahasnya.***