Epidemiolog Sebut Penggunaan Masker Masih Penting Meski Pandemi Terkendali
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 20 September 2022 22:50 WIB
ORBITINDONESIA - Penggunaan masker perlahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia, menyusul dengan kondisi pandemi Covid-19 yang dilaporkan semakin membaik.
Namun, ternyata penggunaan masker masih diperlukan meski kondisi pandemi semakin terkontrol.
"Bicara penggunaan masker itu bicara suatu alat untuk memproteksi diri dari patogen yang bisa melalui udara, bukan hanya COVID-19, ada TBC, flu bahkan monkeypox (cacar monyet) memerlukan masker," ujar Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman dikutip dari ANTARA, Selasa, 20 September 2022.
Dicky menegaskan bahwa memakai atau tidak memakai masker bukan penentu atau tanda pandemi akan berakhir.
"Jadi jangan sampai ada anggapan di publik bahwa masker penentu akhir pandemi," katanya.
Dicky yang juga Praktisi dan Peneliti Global Health Security itu, mengatakan suatu pandemi dapat berakhir atas tiga kondisi, pertama adalah imunitas yang terbentuk bersifat menetap dan jangka panjang.
Baca Juga: Tenang, Presiden Jokowi Tegaskan Tidak Ada Rencana Penghapusan Daya 450 VA
Kedua, terdapat vaksin atau obat yang efektif dalam mencegah penyebaran, keparahan atau kematian akibat COVID-19, dan ketiga, karakter virus yang cenderung menurun sehingga risiko infeksi ke manusia rendah.
"Namun saat ini tidak terjadi pada COVID-19, tapi dampaknya menurun," katanya.
Secara terpisah, Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dr Erlina Burhan mengemukakan Indonesia sedang berada di jalur yang tepat menuju fase endemi.
Baca Juga: Reza Arap Kini Sedang Digosipkan Selingkuh, Benarkah Wendy Walters Tidak Membantah
"Menurut statistik, suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia, bahwa Indonesia salah satu negara yang baik pengendaliannya, karena terbukti angka kasus berada di kelompok yang terkontrol dibandingkan negara lain. Indonesia ada di jalur yang tepat," katanya.
Erlina yang juga dokter dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI mengatakan WHO baru-baru ini menyatakan bahwa endemi telah di depan mata.
Salah satu indikatornya adalah angka kasus yang terus menurun di berbagai negara.
"Kurva penurunan harus flat, jangan bergelombang lagi. Itu dari segi kasusnya," katanya.
Selain itu, kata dia, angka kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia juga perlu ditekan hingga angka terendah.
"Yang terpenting adalah, ada kondisi masyarakat mempunyai kekebalan cukup kalau ada virus yang masuk. Itu bisa didapatkan dari vaksinasi," katanya.***