Anies Baswedan Menuju Lengser: Pidato Politiknya yang Pertama Singgung tentang Pribumi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 04 September 2022 11:05 WIB
ORBITINDONESIA – Pada 16 Oktober 2022, jabatan gubernur DKI Jakarta yang disandang Anies Baswedan berakhir. Pada tangga itu, ia genap mengelola Ibu Kota Jakarta selama lima tahun.
Mulai hari ini, Minggu 4 Oktober 2022, OrbitIndonesia akan menurunkan artikel tentang hiruk-pikuk politik, sosial, dan ekonomi, yang berlangsung di Ibu Kota Jakarta sampai Anies Baswedan lengser keprabon (turun dari kekuasaan).
Artikel yang dinaikkan akan diberi tema besar: ANIES BASWEDAN MENUJU LENGSER.
Baca Juga: Survei Terbaru SMRC: PDIP Konsisten Mendapat Dukungan Publik Terbesar, Jika Pemilu Diadakan Sekarang
Artikel kali ini adalah mengangkat tentang pidato politik pertama kali dari Anies Baswedan usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta, Senin 16 Oktober 2017.
Waktu itu, Anies menyinggung tentang nasib pribumi yang ditekan penjajah. Dan, Anies dengan bangga menyebut eranya adalah kembalinya pribumi memimpin Jakarta.
Tidak eksplisit siapa yang dimaksud oleh Anies dengan kaum penjajah itu. Gubernur DKI Jakara yang dikalahkan Anies adalah Basuki Tjahaja Purnama akrab disapa Ahok. Ahok adalah warga negara Indonesia dari etnis Tionghoa.
Anies sendiri adalah warga negara Indonesia yang berdarah etnis Arab tepatnya dari negara Yaman.
Baca Juga: Pemikiran Nietzsche Ternyata Memberi Ide yang Bermanfaat Bagi Pelaku Bisnis dan Wirausahawan
Pidato politik Anies tentang penjajah dan pribumi ini kemudian menuai kecaman dari banyak tokoh dan warga masyarakat melalui dunia maya maupun media.
Berikut ini adalah penggalan kutipan pidato politik Anies Baswedan tentang pribumi dan penjajah itu:
“Jakarta adalah satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat. Penjajahan di depan mata selama ratusan tahun. Betul tidak saudara-saudara? Di tempat lain kolonialisme terasa jauh, tapi di Jakarta, bagi orang Jakarta, kolonialisme di depan mata, dirasakan sehari-hari. Karena itu bila kita merdeka, maka janji-janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta.”
“Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti dituliskan dalam pepatah Madura, "Itik se atellor, ayam se ngeremme." Itik yang bertelur, ayam yang mengerami.”
Baca Juga: Hizbullah Kini Menjadi Kelompok Militan Terbesar dan Bersenjata Paling Berat di Timur Tengah
“Kita yang bekerja keras merebut kemerdekaan, kita yang bekerja keras merebut kolonialisme, kita yang harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibu kota ini.”
Pidato politik Anies tersebut oleh banyak kalangan dianggap rasis. Pegiat hak azasi manusia, Hendardi selaku Ketua SETARA Institute ikut mengecam pidato Anies tersebut.
Hendardi menuding Anies membangun sentiment politik identitas suku, agama, ras, dan antargolongan.
Banyak pihak menuding Anies memenangi pemilihan gubernur dengan menjalankan politik rasisme serta membangun Jakarta dengan visi politik identitas. ***