Tuan Kopong MSF: Pesan Untuk Anies, AHY, Jusuf Kalla, Moralmu Tak Lebih Baik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 24 Mei 2023 12:20 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pak Anies Baswedan silakan menjadi capres yang bermartabat. Anda menjadi capres juga bukan dorongan dan paksaan dari mayoritas masyarakat Indonesia.
Hak asasi Anda untuk “bertarung” dalam kontestasi pilpres 2024. Demikian juga dengan AHY dan Jusuf Kalla, silahkan mendukungan calon kalian dengan cara yang bermartabat, itu sudah cukup membuktikan kualitas moral calon dukungan kalian.
Silakan mengkritisi pemerintah namun kritiklah dengan data dan fakta yang benar bukan asal menghujat seakan kalian lebih baik dari pemerintah hari ini.
Bahwa ada kekurangan pemerintah hari ini tidak bisa dipungkiri namun tidak berarti dengan seenaknya pula tidak melihat pekerjaan-pekerjaan baik yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah hari ini.
Apakah dengan “menghujat” pemerintah hari ini, lantas menjadi jaminan bahwa moral kalian lebih baik? Apakah kemudian menjadi jaminan bahwa kalian lebih baik dari pemerintah hari ini?
Jika memang moral dan pekerjaanmu lebih baik mengapa harus menyampaikan kritikan tanpa data yang akurat? Mengapa harus menjadikan kritikan sebagai bentuk hujatan?
Memang ada kekurangan pemerintah hari ini. Tapi bagi saya sebagai rakyat biasa yang tinggal di pelosok Flores Timur yang bernama kepulauan Adonara, boleh bersyukur dan berterimakasih kepada pemerintah hari ini karena jalanan desa saya mulus, ketika ke gereja tidak terjebak lagi dengan lumpur dan banjir.
Baca Juga: Begini Respons PKS Mengetahui Kelakuan Bukhori Yusuf Injak Istri Muda yang Hamil Hingga Pendarahan
Demikian juga ketika pada malam hari saya bisa mengunjungi keluarga saya tanpa ada ketakutan karena penerangan menerangi desa saya dan desa-desa tetangga.
Untuk pak AHY yang selalu menggembar gemborkan utang negara. Selama kepempimpinan bapak Anda dua periode, jalan dari salah satu pertigaan yang kami sebut kero menuju ke kampung saya yang tidak lebih dari 1 kilo meter tidak pernah diurus. Baru pada jaman pak Jokowi, kami bisa menikmati mulusnya jalan itu.
Sejak kepemimpinan bapak Anda, para petani dari kampung saya selalu berjalan kaki, dan hari-hari ini mereka bisa menikmati perjalanan dengan ojek karena kerja keras pemerintahan ini yang membuka jalan hingga masuk ke ladang dan mengubungkan dengan desa-desa tetangga.
Ketika hari ini Anda ribut soal utang negara karena pembangunan yang merata, apakah Anda tidak sadar akan mangraknya rumah atlet yang kini menjadi seperti “rumah hantu” Hambalang? Urat malunya sudah putus ya?
Baca Juga: Piala Asia 2023: Lawan Timnas Indonesia, Irak Tambah Amunisi dari Pemain Keturunan
Demikian juga dengan pak JK. Bapak pernah menjadi wapres pak Jokowi. Artinya kelebihan dan kekurangan pada pemerintahan pak Jokowi juga menjadi keberhasilan dan kegagalan bapak.
Lantas hari ini demi nafsu politik dan capres yang Anda dukung, Anda dengan seenaknya melemparkan hujatan pada presiden yang pernah Anda dampingi. Kalau Anda menilai pak Jokowi gagal, itu artinya Anda juga gagal. Kok tidak malu ya pak!!
Mungkin bagi kalian dan pendukung kalian, merasa diri kalian lebih baik dengan cara menghujat pihak lain. Tetapi bagi saya tidak! Caramu menghujat pihak lain justru menunjukan kepada saya ketakutanmu untuk bertarung sekaligus ketakutanmu akan kekalahan di depan mata.
Dan karena ketakutan tersebut lantaran Anda sendiri sudah menyadari bahwa tidak mampu mengalahkan kebaikan dan kinerja baik lawanmu maka jalan satu-satunya adalah “menghujat” pihak lawan.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Simulasi 3 Tokoh, Ganjar 40,0 Persen, Prabowo 36,8 Persen, dan Anies 23,2 Persen
Cara ini mengingatkan saya akan Pilgub Jakarta waktu itu pak. Ketika tidak ada yang baik pada diri sendiri, maka untuk menutupi keburukan pribadi dengan “menghujat” pihak lain agar kelihatan lebih baik.
Dan yang terakhir; cara kalian menghujat pihak lawan semakin mempertegas perilaku kalian bahwa kalian ternyata tidak lebih baik dengan yang kalian hujat.
Mungkin bagi kalian, moral dan khalak kalian lebih baik, tapi tidak bagi saya karena hujatanmu itu sendiri sudah menjadi penilaian bagi saya bahwa Anda tidak lebih baik dari yang kalian hujat.
Baca Juga: Ngeri, Punya Utang 31,4 Triliun Dollar, Kurang dari 10 Hari Lagi AS Terancam Gagal Bayar
Maka pesan saya;
“Jadilah capres, jadilah pendukung yang memperlihatkan kebaikan moral dan akhlakmu sebelum menghujat moral orang lain.
Pemimpin yang bermoral adalah yang mau mengakui kekurangan sendiri dan mengapresiasi keberhasilan orang lain dan bukan menghujat orang lain namun tidak mampu menunjukan kinerja dan moral pribadi yang lebih baik.”
Manila, 23 Mei 2023
Tuan Kopong MSF, dikutip dari grup WA Makara Society***