DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Nasihat Politik Buat Gibran: Jangan Samakan PDIP Dengan Rocky Gerung

image
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka

ORBITINDONESIA.COM – Politisi muda PDIP yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, membuat banyak pihak terkejut ketika pada Jumat, 19 Mei 2023 malam, ia bertemu dengan capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Hal ini karena pertemuan Gibran - Prabowo di angkringan Omah Semar, Solo itu juga dihadiri perwakilan relawan Jokowi se-Jateng dan Jatim. Perwakilan relawan ini menyatakan ke media bahwa mereka akan mendukung Prabowo di Pilpres 2024. Bukan mendukung capres PDIP Ganjar Pranowo.

DPP PDIP pun bereaksi keras dengan memanggil Gibran ke Jakarta hari Senin, 22 Mei 2023, untuk ditanyai tentang dukungan relawan GibranJokowi ke Prabowo tersebut.

Baca Juga: Jadwal Tayang Bioskop XXI Kawasan Kota Jakarta Film Fast X untuk Tanggal 21 sampai 22 Mei 2023

Bahkan kalangan akar rumput PDIP sudah melontarkan tudingan sengit. Gibran dianggap tidak tahu diri, seperti kacang yang lupa kulitnya.

Gibran bisa jadi Wali Kota Solo karena didukung penuh oleh DPP PDIP dan suara konstituen PDIP. Sebagai kader PDIP, seharusnya Gibran mendukung capres pilihan PDIP, Ganjar Pranowo. Tetapi kenapa malah “berkhianat” dengan mendukung Prabowo?

Gibran sempat berdalih: Yang hadir di acara itu sebagian besar adalah kader Gerindra, bukan PDIP. Gibran menjemput Prabowo dalam posisi pensiunan jenderal itu sebagai menteri. Gibran waktu itu sebagai Wali Kota Solo.

Soal dukungan pencapresan Prabowo dalam pertemuan Jumat itu, Gibran menegaskan, ia tidak ikut-ikut. Gibran mengatakan, kalau dia disuruh mengumpulkan pendukung Ganjar, maka pasti jumlah massa akan lebih banyak dari itu.

Baca Juga: Profil Lengkap Maulana Kasetra, Suami Baru Enzy Storia yang Bekerja Sebagai Diplomat Muda di Amerika Serikat

Gibran juga menepis isu bahwa ia akan bergabung dengan Gerindra. "Tidak," katanya. Dia tetap di PDIP.

Dia malah bertanya: Mengapa pindah? PDIP, kata Gibran, adalah partai yang membesarkan dia, menerima dia, mendidik dia, dan menyekolahkan dia. Jadi, tidak ada alasan untuk pindah ke Gerindra.

Sayangnya, ucapan Gibran tidak cukup. DPP PDIP, yang penuh politisi kawakan, tentu tidak mudah untuk menelan bulat-bulat “penjelasan” Gibran tersebut. Banyak hal yang bisa mereka pertanyakan.

Sebagai pengamat luar, saya cuma ingin memberi masukan atau nasihat politik buat Gibran. Yakni, jangan main-main dengan PDIP. Apalagi di tahun politik yang sensitif sekarang ini.

Baca Juga: AMPUN! Setelah Relawan Jokowi dan Gibran Dukung Prabowo di Solo, Medsos Milik Gibran Dibanjiri Kritik Pedas

Gibran sebaiknya jangan menyamakan PDIP dengan Rocky Gerung! Rocky adalah komentator politik yang --oleh pendukung Jokowi-- sudah dianggap sebagai bagian dari “kadrun.” PDIP dan Rocky itu jelas beda level, beda kelas.

Dulu Gibran secara tak terduga memang pernah mendatangi rumah Rocky. Kepada media/publik, dia lalu bilang bahwa ia mengagumi Rocky, dan Rocky adalah idolanya! Padahal publik tahu, Rocky selalu omong nyinyir tentang Jokowi.

Namun, saat itu perilaku Gibran masih “dimaafkan.” Publik memandang, Gibran adalah politisi baru yang mungkin sedang mencoba main cantik. Seperti, berupaya merangkul berbagai pihak, termasuk pihak yang berlawanan.

Tidak ada risiko politik yang serius dari pertemuan Gibran dengan Rocky. Kecuali hanya buat bahan berita lucu-lucuan yang menarik dan perbincangan di medsos.

Baca Juga: Daftar Ucapan Hari Peringatan Reformasi 21 Mei 2023, untuk Menyampaikan Semangat Perubahan Indonesia

Situasinya berbeda dengan pertemuan Gibran dan Prabowo. Ini soal dukungan di Pilpres 2024. Pertaruhannya serius. Kalau suara pendukung Prabowo/Gerindra sampai menang di Solo atau Jawa Tengah, Gibran akan dituding punya andil!

Gibran juga harus mengingat, dia bisa diajukan PDIP untuk menjadi Wali Kita di Solo itu tak bisa dilepaskan dari status bahwa dia adalah putra Presiden Jokowi. Jika dia bukan anak Jokowi, akan lain lagi ceritanya.

Dan tidak sampai setahun lagi, sudah akan berlangsung Pilpres. Siapapun pemenangnya, Jokowi tidak akan menjabat presiden lagi. Jadi, Gibran harus berhitung, dia tak bisa lagi mendapat pengistimewaan sebagai “wakil” Jokowi.

(Satrio Arismunandar) ***

 

 

 

Berita Terkait