DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Iyyas Subiakto: Menakar Lawan Ganjar Pranowo

image
Calon Presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo saat menghadiri konsolidasi akbar di Jawa Timur

ORBITINDONESIA.COM - Kita menghitung kekuatan lawannya Ganjar Pranowo. Khususnya Prabowo Subianto. Kalau Anies Baswedan itu cuma buat ramai-ramai saja. Mau Anies didukung Amerika, Cendana, sekarang tidak zamannya lagi bisa main belakang.

Semua sudah terang benderang. Kendali pasar ditangan netizen. Berbeda dengan Ganjar dan Prabowo, Anies itu tidak masuk kategori sebagai pemimpin. Ditugasi jadi Menteri gagal, Gubernur gagal. Kok mau dijadikan presiden. Yang mengusung saja yang songong.

Kita fokus ke lawan Ganjar yang lebih serius: Prabowo. Kalau dia bisa introspeksi, diangkat jadi Menhan oleh Jokowi itu bisa merecovery diri.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Inggris: Man City vs Leeds United, Haaland Tak Berdaya Gundogan Borong Gol City

Cacatnya Prabowo kan lumayan terakumulasi. Eks Cendana, isu kerusuhan 1998, hilangnya para aktivis yang masih menjadi misteri. Ini semua tidak bisa dihapus dengan hanya tidak mengakui. Karena benang merahnya ada semua.

Pujian dia terhadap Jokowi itu bagus untuk memposisikan dia secara objektif. Tapi kalau kemudian dia masih mau maju jadi presiden untuk yang ke-3 kali, kelihatan bahwa dia pura-pura baik nurut Jokowi, tetapi ada maunya.

Presiden itu pengendali negara. Posisi itu kalau dipegang PS, Indonesia bisa tak baik-baik saja. Kalau PS jadi cawapres, okelah.

Kehati-hatian kita harus prima di dalam masa transisi saat ini. Selain harus menyelamatkan hasil kerja Jokowi, juga saatnya menghabisi klan Orba yang masih tersisa.

Baca Juga: PDI Perjuangan: Antara Hak Prerogatif Ketua Umum Versus Manuver Politik Para Kader Internal Partai

Usia GP pada 2024 nanti 55 tahun, sementara PS masuk usia 72 tahun. Ada jarak 17 tahun. Sama-sama lahir di bulan Oktober. GP lahir tahun 1968 sementara PS lahir tahun 1951.

Yang menarik Gibran juga lahir pada bulan Oktober, tepatnya 1 Oktober 1987. Saat ini Gibran usianya 35 tahun, terpaut 19 tahun dari Ganjar. Ini kita bahas tersendiri.

Usia Jokowi saat jadi Presiden 2014 pada usia 53 tahun, sehingga era usia lanjut sebagai pemimpin sudah masa lalu. Indonesia ini akan menjadi negara maju, pemimpin usia lanjut minggir dulu.

Loncatan era baby boomers ke era milenial dan Gen Z serta Gen Y sudah eksponensial, bukan gradual. Sehingga gap usia sangat mempengaruhi cara pandang dan style. Apalagi kecepatan teknologi khususnya IT yang luar biasa.

Baca Juga: Buku Paul Kennedy, Trivialisme vs Demokrasi

Dan kehadiran AI yg diramalkan melebihi kecepatan dan ke akuratan otak manusia. Semua ini gak bisa di jawab dengan kalimat "saya ini tentara yang lebih dari tentara."

Masa lalu PS sebagai landasan berpikir dan membentuk karakter vs Ganjar juga beda.
PS pernah di tentara, tapi dia tidak pernah di pemerintahan dan DPR, misalnya. Ini tidak dibutuhkan secara mutlak, tapi mempengaruhi cara pengambilan keputusan.

Tentara eksekusinya top down. Di pemerintahan tidak selalu bisa, karena bottom up diperlukan minimal sebagai masukan.

PS lebih bergaya memerintah karena terbiasa dengan anak buah, GP bergaya persuasif karena menghadapi rakyat. PS lahir di karpet merah, Jokowi dan GP lahir berdarah-darah. Ini semua membentuk pribadi yang berbeda.

Baca Juga: Bournemouth vs Chelsea: Kemenangan Pertama The Blues di Liga Inggris Usai 7 Pertandingan Berlalu

PS belum bangun tidur, sarapan ada di meja. Jokowi dan GP sudah bangun dari tidur..., sarapan entah dimana.

Semua ini proses pembentukan mental dan kepribadian. Empati itu akan ada kalau pernah merasakan. PS bau lumpur tak pernah tahu, bagaimana mau bicara dengan petani. Masuk ke pasar saja dia terlihat lucu dan wagu.

Sama seperti Puan saat awal dipaksakan Dewan Kolonel untuk nyapres. Dia coba merakyat, menanam padi saja jalannya maju. Kelihatan lucu. 

Ditempa oleh kesulitan, dibina oleh pengalaman, disatukan oleh tujuan, dilindungi oleh Rahmat Tuhan, kata Siswono Yudo Husodo.

Baca Juga: WHO Umumkan Wabah Covid 19 Berakhir, Bagaimana dengan Indonesia, Ini Data Terbarunya

PS tempaan nya dimana? Dibesarkan di keluarga kaya, sekolahnya di London. Jadi tentara di era Orba, jadi mantunya Soeharto pula. Dia kaya karena tentara merangkap pengusaha. Hartanya saja triliunan. Jangan ditanya dari mana.

Dibina oleh pengalaman, PS pengalamannya kan tentara zaman Orba, mantu Soeharto, semua apa kata mertuanya. Zaman itu,.... asbak rokok bisa jadi camat.

Disatukan oleh tujuan, tujuannya dia apa, yang pasti berkuasa. Apakah kalau sudah berkuasa dia akan bisa bijaksana. FZ saja dilempar HP. Apa tidak menteri-menterinya akan di lempar kursi.

Dilindungi oleh Rahmat Tuhan, itu rahasia Tuhan, siapa yang mau dimuliakan, siapa yang akan dihinakan.

Baca Juga: Puisi Syaefudin Simon: Nyanyian Jangkrik di Masjid Nabawi

Jadi kalau dicermati dan direview perjalanan capres yang ada, sebenarnya lawannya GP tidak ada. Tidak apple to apple, kata Steve Jobs.

Saran buat PS, dari pada apes 3 kali, bagus jadi cawapres. Agar catatan sejarahnya tidak buruk semua. Masaklah sudah dipecat dari tentara, gagal 3 kali nyapres. Sakitnya itu jadi gimana. Maaf, terima salah.

(Oleh: Iyyas Subiakto) ***

Berita Terkait