DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Denny JA: Berebut Jokowi Effect di Ujung Kekuasaannya yang Populer

image
Jokowi Effect menjadi rebutan beberapa bakal calon presiden dalam menaikkan elektabiitasnya.

ORBITINDONESIA.COM - Isu perubahan yang diusung koalisi calon presiden (Capres) Anies Baswedan sekarang ini tidak terlalu bergema.

Ini ikut menyumbang elektabilitas Anies yang masih kalah selisih dua digit (di atas 10 persen) dibanding elektabilitas Ganjar Pranowo, terlebih lagi Prabowo Subianto.

Tapi mengapa isu perubahan tidak bergema? Jawabnya adalah hukum besi politik.

Baca Juga: Rudi S Kamri Kritik Jokowi tentang Food Estate, Diakhiri Lagu Rock PENGKHIANAT Karya Prananda Prabowo

Isu perubahan hanya bergema jika presiden yang berkuasa tidak populer. Akibatnya publik luas ingin suasana yang baru, berbeda, dan berubah.

Sebaliknya, jika presiden yang berkuasa sangat populer, publik ingin situasi itu justru berlanjut. Yang menyentuh mayoritas pemilih bukan isu perubahan, tapi justru isu untuk tetap bertahan. Continue. Lanjut!

Di ujung kekuasaannya, Jokowi masih sangat populer. Menjelang proklamasi 17 Agustus, approval rating, yang puas atas kinerja Jokowi selaku presiden masih sangat tinggi di angka 80 persen. Itu hasil survei LSI Denny JA yang baru saja selesai, beberapa hari lalu.

Jika survei itu diurut ke belakang, di bulan Januari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, hingga Agustus 2023, tingkat kepuasan kepada kinerja Jokowi dalam survei LSI Denny JA, berkisar antara 79-82 persen. Itu tingkat kepuasaan yang teramat tinggi.

Baca Juga: Aliansi Mahasiswa Sultra: Hashim Djojohadikusomo Bohongi Rakyat dan Catut Nama Presiden Jokowi

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait