DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Tewas Ditembak, PM Australia Sebut Kematian Tragis

image
Perdana Menteri Australia Antony Albanese mengecam aksi penembakan terhadap Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe hingga tewas.

ORBITINDONESIA - Tewasnya Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe usai ditembak seorang pria di Kota Nara, Jepang, Jumat, 8 Juli 2022 mengejutkan dunia.

Para pemimpin dunia memberikan reaksi keras terhadap aksi penembakan brutal terhadap Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Terlebih, aksi tersebut dilakukan saat Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berpidato dalam kampanye pemilihan parlemen.

Baca Juga: BREAKING NEWS – Mantan PM Jepang Shinzo Abe Meninggal Setelah Ditembak

Pelaku penembakan adalah seorang pria 41 tahun bernama Tetsuya Yamagami. Saat ini, pelaku sedang menjalani pemeriksaan oleh polisi setempat.

Salah satu keprihatinan sekaligus kecaman datang Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.

Dilansir dari Reuters, Albanese menyebut kematian Abe adalah kematian yang tragis.

Baca Juga: Mengenang Shinzo Abe, Perdana Menteri Terlama Dalam Sejarah Jepang

"Kematian tragis mantan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo adalah berita yang menghancurkan," kata Albanese.

Albanese mengtakan bahwa Abe adalah salah satu teman terdekat Australia di panggung dunia.

"Di bawah kepemimpinannya, Jepang muncul sebagai salah satu mitra Australia yang paling berpikiran sama di Asia - sebuah warisan yang bertahan sampai sekarang," ujarnya.

Baca Juga: Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Tewas usai Ditembak, Ini Reaksi Keras Para Pemimpin Negara di Dunia

Menurutnya, Abe adalah seorang pemimpin di Indo-Pasifik, memperjuangkan visi kawasan yang bebas dan terbuka.

"Quad dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik dalam banyak hal merupakan hasil dari kepemimpinan diplomatiknya," tutur Albanese.

"Mr Abe juga seorang raksasa di panggung dunia - seorang pemimpin di G7, G20, dan PBB. Warisannya adalah salah satu dampak global, dan yang mendalam dan positif bagi Australia," imbuhnya.***

Berita Terkait