DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Syaefudin Simon: Not Happy Family

image
Syaefudin Simon

ORBITINDONESIA -  Bangun malam, pukul 0.00 aku kaget bukan main. Grup WA Happy Family, diganti menjadi Not Happy Family.

What's wrong. Aku seperti dipukul martil. Apa salahku?

Tertera, yg mengganti Joan, anak keduaku, psikolog. Berarti kondisi ini serius. Joan yang psikolog merasakan keluarga not happy. Semalaman aku gak bisa tidur lagi.

Baca Juga: Sinopsis Spooks The Greater Good, Konspirasi Teroris Adem Qasim Terungkap Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini

Paginya, batinku gelisah. Mempertanyakan, apa yang salah pada diriku? Sebagai kepala keluarga, kalau keluarga unhappy berarti akulah yang salah.

Lantas pikiranku flashback. Apakah aku kurang perhatian pada anak-anak? Sering marah2 pada istri? Kurang ngasih jajan? Kurang setia? Pernah nyimpan foto Sri dan Rani? Perasaanku bergejolak.

Aku akui kondisi rumah tanggaku tidak semulus pipi Luna Maya. Tapi kalau dibilang rumah tanggaku seperti neraka Vena- Ferry ya tidak juga. Aku tak pernah melakukan KDRT. Kalau pun KDRT, paling neplok Bela, si bungsu kelas 5 SD, yg sulit diatur dan suka ngumpetin hape.

Seharian sejak melihat WAG Not Happy Family, pikiranku kacau. Apalagi yang merubahnya, anakku yang psikolog.

Baca Juga: Waduh Mantan Polwan Yuni Utami Live TikTok Sambil Mandi, Ternyata Butuh Uang untuk Ini

Dengan hati-hati kutulus di WAG Not Happy Family. Joan, jika kau ubah Happy Family menjadi Not Happy Family, berarti kau selalu berpraduga buruk pada papa. T

ahukah, segala tindak tanduk papa adalah demi kebahagian keluarga. Neng Uda lulus sarjana. Joan lulus PTN.. Santana 4 semester lagi selesai. Bela akan aku kirim ke boarding school Muhammadiyah yang bagus.

Apa yang kurang? Kalau sesekali papah bentrok sama mamah, itu biasa. Anggap saja bumbu rumah tangga. Kau lihat, papah setia pada mamah kan? Tidak seperti Aa Gym dan Abdus Somad. Tulisku

Aku harap Joan mengerti tentang aku. Di laman FBku juga aku tulis, siapa ruh ruh anakku yg tidak memahami aku. Aku tak tahu. Aku pasrah meski tak bisa dipahami anakku.

Baca Juga: Gagal Ginjal Muncul Lagi di DKI, Kemenkes Buka Suara

Dua hari kemudian, rupanya Joan membaca tulisanku di WAG (Not) Happy Family tadi

Pah, jangan berpikir terlalu jauh. Sumpah, yg mengganti WAG jadi Not Happy Family itu bukan aku. Tapi Bela. Aku tak tahu menahu.

Ha? Bela? Dua hari aku terguncang. Ternyata, cuma keisengan Bela aja. Asem...!

(Oleh: Syaefudin Simon, kolumnis)***

Berita Terkait