Profil Lengkap Herman Moedji Susanto, Ayah Tiko yang Diduga Terlantarkan Keluarga di Rumah Mewah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 06 Januari 2023 15:09 WIB
ORBITINDONESIA - Sosok ayah Tiko, pemuda yang merawat ibunya yang menderita depresi di sebuah rumah mewah masih menjadi misteri.
Meski sudah diketahui identitasnya, namun, ayah kandung Tiko tersebut belum diketahui keberadaannya secara persis.
Sebagaimana diketahui bahwa Tiko memiliki seorang ayah yang bernama Herman Moedji Susanto.
Baca Juga: Ini Prediksi Pertandingan Manchester United vs Everton di Laga Putaran Ketiga di Piala FA
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Herman Moedji Susanto merupakan salah satu pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan.
Namun belum ada kejelasan mengenai tempat tugas atau jabatan Herman di sana.
Dengan pekerjaannya tersebut, Herman dapat mencukupi kebutuhan Tiko dan istrinya yakni ibu Eny dan bahkan dapat menyediakan rumah mewah yang terletak di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Baca Juga: AKHIRNYA, Pelaku Sodomi 25 Bocah Dibekuk Satreskrim Polres Batang
Namun, pada sekitar tahun 2010, Herman memutuskan untuk bercerai istrinya, yang juga ibunya Tiko.
Setelah bercerai, Herman kemudian pindah ke Madiun, Jawa Timur dan mengangkut barang-barang yang ada di rumah.
Lalu, Tiko dan ibunya ditinggal Herman di rumah mewah yang menjadi saksi bisu kebahagiaan keluarga tersebut.
Baca Juga: BEJAT, Puluhan Bocah Di Batang Jadi Korban Sodomi Pelatih Rebana, Orang Tua Lapor Polisi
Rupanya, perceraian tersebut membuat ibu Tiko, ibu Eny terpukul sehingga mengalami tekanan batin atau depresi.
Sejak saat itu, kehidupan Tiko yang tadinya penuh dengan kebahagiaan dan keluarga yang lengkap berbalik 180 derajat.
Belakangan dikabarkan di medsos bahwa ayah Tiko, Herman telah meninggal dunia pada 2015 lalu.
Di Instagram, terdapat foto kuburan dengan batu nisan yang tertulis P. Muji Santoso wafat pada Sabtu Pon, 18 Juli 2015.
Baca Juga: Kisah Unik di Sebuah Hotel Myanmar: Kecoa Adalah Nenek Moyang Kita
Namun, belum dapat dipastikan bahwa kuburan tersebut adalah milik ayah Tiko karena terdapat perbedaan nama.
Ibunya depresi membuat Tiko mau tidak mau harus mengambil peran sebagai kepala keluarga dan merawat ibunya.
Tiko yang saat itu masih berusia anak SMP terpaksa harus putus sekolah karena harus bekerja agar dapat menghidupi dirinya dan keluarganya.
Baca Juga: Pro Kontra Sistem Proporsional Tertutup, PSI: Pilihan Rakyat Dikhianati, Partai Menentukan
Tiko bahkan harus menjual perabotan yang masih dimiliki untuk bertahan hidup.
Meski tinggal di rumah mewah, namun Tiko dan ibunya tidak mampu untuk merawat rumah. Sehingga membuat rumah terkesan terbengkalai dan berantakan.
Hal tersebut diperparah dengan tidak adanya listrik maupun air bersih dari PDAM di rumah mereka.
Baca Juga: Didominasi Lulusan SMA/SMK, Pencari Kerja di Barito Selatan Meningkat
Untuk memenuhi kebutuhan air, Tiko meminta kepada tetangga dan menadah air hujan untuk minum dan juga mandi.
Tiko juga bekerja seadanya agar dapat menyediakan makanan untuk dirinya dan ibunya.
Saat ini, ibunda Tiko telah mendapatkan penanganan dari dinas sosial.***