Profil Lengkap Tjo Wie Tay, Anak Yatim yang Suka Mencuri, Kini Jadi Pendiri Toko Buku Gunung Agung
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 22 Mei 2023 13:38 WIB
ORBITINDONESIA. COM - Toko buku Gunung Agung yang telah diumumkan bangkrut dikarenakan terus merugi mengundang simpati netizen Indonesia.
Kiprah dan perjalanan bisnis Toko buku Gunung Agung tidak bisa dilepaskan dari sosok pendirinya yaitu, Tjo Wie Tay.
Banyak netizen yang menceritakan pengalaman dan kenangannya ketika berbelanja di Toko buku Gunung Agung yang secara resmi berdiri sejak 1953. Berikut profil lengkap Tjo Wie Tay.
Baca Juga: Menkominfo Johnny G Plate Korupsi Proyek BTS 4G, PPATK Memblokir Rekening yang Rugikan Negara Rp8,32 Triliun
Tjo Wie Tay adalah pendiri Toko buku Gunung Agung yang awalnya mengoperasikan gerai tokonya yang sederhana di Jakarta.
Awalnya toko buku itu menjual rokok sebelum beralih ke bisnis penjualan buku secara menyeluruh.
Tjo Wie Tay lahir pada 8 September 1927 harus menjalani kehidupan yang sulit sejak dirinya masih berusia belia.
Baca Juga: INGAT! Masa Berlaku Paspor Kurang dari 6 Bulan Bisa Menyulitkan WNI dan WNA
Di mana Tjo Wie Tay harus menjadi anak yatim sejak usia 4 tahun dan dengan kondisi ekonomi yang sulit.
Tjo Wie Tay kecil mempunyai hobi berkelahi dengan anak seusianya, hingga dikenal sebagai anak yang nakal.
Tidak hanya itu Tjo Wie Tay juga mempunyai kebiasaan mencuri buku pelajaran kakaknya untuk dijual di Pasar Senen untuk mendapatkan uang saku.
Karena kenakalannya ini, Tjo Wie Tay harus dipindahkan ke Bogor dan masuk ke dua sekolah yang berbeda imbas dari ulahnya sendiri.
Namun Tjo Wie Tay juga dikenal sebagai anak yang pemberani, kala dia berkenalan dengan tentara Jepang yang mulai masuk ke Provinsi Banten kala itu.
Sikap Tjo Wie Tay ini membuatnya berhasil mendapatkan sepeda dari tentara Jepang yang terkesan dengan keberaniannya.
Namun karena sikap beraninya inilah yang membuat Tjo Wie Tay yang berhasil membuatnya mampu melihat peluang bisnis.
Tjo Wie Tay yang saat itu berusia 13 tahun harus kembali ke Jakarta usai diusir oleh pamannya dan harus berhadapan dengan kenyataan jika kondisi keuangan ibunya belum membaik.
Karena itulah Tjo Wie Tay harus mencari uang penghasilannya sendiri dengan berbagai cara yang bisa dia tempuh.
Salah satu trik yang masih dia coba adalah dengan kembali mencuri dan menjual buku kakaknya demi mendapatkan uang 50 sen.
Namun ketika stok bukunya sudah habis, dia menjajal kemampuannya dalam melakukan aksi pertunjukan senam dan aerobatik.
Tjo Wie Tay terus mencari peluang baru, kali ini dia menjual rokok keliling dan sifat nekat dan pemberaninya kembali muncul.
Tjo Wie Tay berani menemui saudagar pedagang kaya bernama Lie Tay San untuk menjalin persahabatan dan kongsi dagang.
Dengan modal 50 sen, Tjo Wie Tay memulai usaha dagang rokok keliling di daerah Senen dan Glodok
Ia pun mulai rajin menabung karena merasakan betapa susah mencari uang, hasil tabungannya kemudian dibelikan sebuah meja sebagai tempat berjualan di daerah Glodok.
Karena belum memiliki kios sendiri, meja tersebut dititipkan pada sebuah toko onderdil di Glodok, sampai akhirnya ia mampu membuka kios di Senen.
Di kemudian hari dia berhasil membuka perusahaan dengan nama Toko buku Gunung Agung berlantai tiga di Jl. Kwitang no 6.
Gedung ini diresmikan secara langsung oleh Presiden Soekarno pada 1963, di tahun tersebut juga Tjo Wie Tay mengubah namanya menjadi Masagung.***
Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News