Goenawan Mohamad: ELIEZER
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 25 Januari 2023 12:05 WIB
Baca Juga: Viral Seorang Ibu Syok Lihat Kelakuan Anaknya, Rumahnya Tiba tiba Diserbu Ratusan Kurir Bawa Paketan
Ketika jaksa mengabaikan jasamu (kau adalah pengungkap kejahatan besar pembunuhan Yosua), dan menuntut agar kau dihukum 12 tahun, orang ramai marah. “Sabar, Chad”, di pintu gedung pengadilan seseorang berseru menyebut namamu.
Dan kau sabar. Kau sanggup. Sebab sejak mula cerita ini, kau menjalani hidup tanpa loncatan. Kau pemuda pedalaman yang mencoba mendaki piramida terjal birokrasi kepolisian — dan baru sampai di tingkat paling rendah.
Kau datang dari keluarga di udik Sulawesi yang bangga hanya karena melihatmu mengenakan seragam Brimob, meskipun tanda pangkat itu cuma satu garis miring berwarna merah.
Selama proses peradilan, dengan posisi yang berubah-ubah bak dalam kaleidoskop, kau jadi point de capiton. Kau jadi buhul yang memberi makna ke dalam tali-temali tafsir yang tak habis-habisnya atas peristiwa itu.
Baca Juga: WhatsApp Rancang Fitur Baru yang Memungkinkan Pengguna Kirim Foto dengan Kualitas Asli
Citramu — muda dengan ekspresi yang lurus — jadi penanda hal-hal yang positif: kejujuran, keberanian mempertaruhkan diri bagi kebenaran — meskipun juga dengan nasib yang tak beruntung.
Kau menyentuh siapa saja. Kau ditatap dengan haru. Kau pelan-pelan jadi satu sosok tempat berbagai orang menemukan rasa senasib.
Ya, berbagai orang — tapi umumnya seperti engkau: dari lapisan bawah. Sejarah sosial mereka seperti sejarahmu: dengan masa depan yang samar-samar, dengan masa lalu yang tak bermodal, dan dengan masa kini yang tak stabil.
Tidak, mereka tak menggerutu. Mereka bukan pengeluh. Seperti kau dan ayah-ibumu, mereka hanya warga yang berada di tepi jalan, kadang terluka ketika sejarah Republik berjalan, dengan rapi dan mantap atau dengan kacau dan sewenang-wenang.