CERPEN Syaefudin Simon: Menikah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 24 Januari 2023 16:32 WIB
"Tapi aku kan tetap serumah dan statusnya suami istri," kataku.
Bro jangan bicara status. Status adalah sumber kepalsuan. Jangan bicara hidup seatap. Hati manusia tak pernah berada dalam satu atap!
"Ikrar kesetiaan di masjid atau gereja itu bohong. Tak ada pernikahan untuk mengikat kesetiaan. Ikatan di antara mempelai hanya kepentingan yang absurd. Kau merasakannya 'kan?".
Sudah. Sudah. Pergilah wahai filsuf kentir. Aku tak butuh komen dan nasihatmu. Aku akan berjalan dengan pikiranku. Bukan dengan imajinasimu.
Oke aku mau pergi. Tapi camkan kata-kataku sebelum aku meninggalkanmu, ujarnya.
Nikahlah. Selingkuhlah. Kalau bosan, nikah lagi. Kalau jenuh, hiduplah sendiri! Lalu pergilah ke hutan. Cari tempat yang sepi. Menyendiri.
Baca Juga: Bongkar Data: Betulkah Jateng Provinsi Termiskin
Dalam kondisi stres dan depresi, menulislah seperti Imam Ghazali. Nanti kau akan menghasilkan sebuah karya masterpiece seperti Ihya Ulumuddin.
Jika dulu sumber tulisan Imam Ghazali adalah hadis dan kata-kata mutiara dari Arabia dan Persia, sekarang sumber tulisanmu lebih melimpah. Ada google, Facebook, koran online, dan lain-lain. Manfaatkan artificial Intelligence untuk menulis buku-buku filsafat dan sastra.