Tentang Markenun alias Cak Nun: Kyai Ganjen
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 19 Januari 2023 20:15 WIB
Markenun tidak pernah punya posisi di lingkaran para pembesar itu. Kalau nempel-nempel, tukang klaim, iya.
Bahkan Gusdur penah menyebutnya Kyai Ganjen, plesetan dari Kyai Kanjeng. Seorang sahabat tidak akan menyebut seperti itu. Karena mereka berdua memang bukan sahabat. Dan Gusdur juga tidak suka sikap kemayunya Markenun.
Seolah-olah kyai, padahal ya bukan. Seolah-olah negarawan, padahal ya bukan.
Markenun sengaja menjual nama Gusdur, karena sadar pengikut Gusdur itu banyak sekali.
Dan orang ini berlagak setingkat dengan Gusdur. Seujung kukunya saja belum. Makanya generasi ompol yang tak paham sejarah itu menjadikan namanya sepaket dengan Gusdur. Menghina Markenun dianggap sama dengan menghina Gusdur.
Kebiasaan tukang klaim ini juga dilakukan Markenun pada Cak Nur atau Nurcholis Majid. Kalau ini memang tokoh besar. Makanya namanya juga diklaim sama Markenun.
Misalnya peristiwa sewaktu Soeharto mau jatuh. Si Markenun ini nempel Cak Nur ke istana. Karena dia sendiri sebenarnya tidak diundang. Markenun tidak cukup besar untuk dianggap sebagai tokoh nasional.
Baca Juga: WhatsApp Nambah Keren! Fitur Pesan Suara Bakal Bisa Jadi Status loh, Ini Durasinya
Tapi hari ini justru nama Markenun yang dianggap pahlawan. Kalimat, "Ora dadi presiden ora peteken (tidak jadi presiden tidak masalah)," konon dia ucapkan di depan Soeharto. Lalu kalimat itu melegenda.