Orbit Indonesia
Denny JA: Jika Kau Rindu, Pandanglah Bintang Paling Terang
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 01 Agustus 2022 08:27 WIB
Tanggal 18-21 Febuari 2001, lebih dari seribu manusia terbunuh.
Sampit menjadi gila.
Arwah leluhur dari penjuru menguasai langit.
Panglima burung dari ratusan tahun lalu hadir kembali.
Dengan mandau di tangan, suku Dayak memancung lebih dari 100 kepala Madura.
Lebih dari 100 ribu suku Madura harus mengungsi.
Keputusan ini cepat sekali.
“Dengar Milah,” kata Ayah Ekot. “Dirimu dan keluargamu harus pergi, keluar dari Sampit.” (1)
“Kau tak bisa dulu ikut Ekot, walau ia suamimu. Kau orang Madura. Kepalamu bisa dipancung.”
Ekot menyela. “Ayah, aku suami Milah yang sah. Bagaimana jika aku ikut Milah dan keluarganya mengungsi?”