Puisi Cinta Yang Membunuh, Film Horor Keren Garapan Garin Nugroho
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 05 Januari 2023 07:17 WIB
ORBITINDONESIA – Publik Indonesia penggemar film horor dan ketegangan kini bisa menikmati tayangan keren, film Puisi Cinta Yang Membunuh.
Puisi Cinta Yang Membunuh adalah film horor cerita seru Indonesia, yang ditulis dan disutradarai oleh Garin Nugroho.
Film Puisi Cinta Yang Membunuh diadaptasi dari salah satu bab dalam buku Adam, Hawa, dan Durian. Film ini dibintangi oleh Mawar Eva de Jongh, Baskara Mahendra, Morgan Oey, Raihaanun, dan Ayu Laksmi.
Baca Juga: Tiga Orang Jadi Tersangka Dugaan Korupsi BTS di Kementerian Kominfo
Film ini berkisah tentang Ranum (Mawar Eva de Jongh), yang selalu terperangkap kata-kata indah dari laki-laki yang kemudian mengkhianatinya, dan berakhir dengan kematian mereka oleh sosok misteri.
Drama keluarga Ranum terpilin dalam intrik, situasi puitik, romantis, dan seketika berubah penuh teror. Film ini bisa dibilang gabungan dari horor, misteri, dan thriller yang rumit.
Kerennya film ini bukan karya sutradara Dario Argento atau Brian De Palma, tapi garapan yang luar biasa dan tak terduga dari master Indonesia, Garin Nugroho.
Garin mengawinkan kegemarannya pada fantasi dunia lain dengan berbagai perangkat genre populer.
Menjadi langganan Rotterdam selama 27 tahun terakhir, kumpulan karya Nugroho yang mengesankan mencakup fitur, dokumenter, dan film pendek. Di antaranya, Opera Jawa, yang diakui dan dipilih untuk IFFR 2007.
Puisi Cinta Yang Membunuh adalah kisah seorang pembunuh berantai yang penuh teka-teki, dalam dunia seni dan mode tinggi.
Garin Nugroho mengungkapkan kerangka ini untuk mengakomodasi mitologi dan spiritualitas Indonesia secara keseluruhan.
Topeng, ular, kain pakaian, tarian kesurupan; seluruh ikonografi ini memiliki makna yang diperbarui dan bersemangat dalam Puisi Cinta yang Membunuh.
Baca Juga: Profil Masjid Raya Al Jabbar yang Pakai Dana APBD Hingga Rp1 Triliun, Kini Tuai Kontroversi
Demikian pula, pemprofilan psikologis kriminal modern disandingkan dengan nyaman di samping trauma antargenerasi kehidupan keluarga dan kendala budaya.
Dengan skor musik tanpa henti, kamera yang selalu bergerak, skema warna dan desain yang memukau, Puisi Cinta Yang Membunuh menjadi koreksi yang menggembirakan terhadap tren sinema 'horor tinggi' yang angkuh saat ini. ***