Puisi Esai Karya Denny JA Menuju Film Layar Lebar
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 12 Desember 2022 17:26 WIB
Denny JA yang juga penggagas genre puisi esai ini menjelaskan bahwa PFN selaku wakil budaya dari pemerintah RI yang ikut menjadi fasilitator, patut diapresiasi karena menumbuhkan inisiatif para kreator masyarakat melahirkan film yang menginspirasi.
"Jika kita memiliki gagasan yang mencerahkan dan ingin gagasan itu menyentuh publik luas, maka sampaikanlah gagasan itu lewat musik dan film," ujar Denny JA.
Bukan tanpa dasar, ia merujuk pada data dari PEW Research Center pada tahun 2012 yang menunjukkan bahwa 67 persen social networkers menyukai musik dan film.
Lebih lanjut Denny JA mengungkapkan bahwa cerita asli dari puisi esai yang diangkat ke layar lebar itu mengenai seorang perempuan muda yang menunggu suaminya yang hilang pada peristiwa 1998.
Baca Juga: Konflik Sampit 2002, Dayak Melawan Madura dalam Puisi Esai Denny JA: Amarah Terpendam, Kesedihan yang Puitis
"Sambil bergurau, suaminya berjanji akan pulang di hari Kamis, entah hari Kamis pada minggu ini, atau Kamis sepuluh tahun lagi,”katanya.
Karena itu, perempuan muda tersebut menunggu suaminya di stasiun kereta, berminggu-minggu, lalu berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun.
"Namun suaminya tak kunjung pulang. Perempuan ini akhirnya pindah ke Jakarta. Ia bergabung dengan aksi kamisan dengan payung hitam, sesama warga yang kehilangan keluarganya masing-masing," tambahya.
Denny JA menjelaskan bahwa skenario film ini akan dikembangkan topiknya, seperti Aksi Kamisan dengan payung hitam tidak hanya terjadi di Jakarta tetapi juga di daerah lain yang terinspirasi oleh Aksi Kamisan di Jakarta.
Baca Juga: Perkosaan Massal di Kerusuhan Mei 98 Jakarta dalam Puisi Esai Denny JA, DARI SEJARAH YANG DILUPAKAN