Saturday, Jan 11, 2025
Orbit Indonesia

Miskonsepsi Lone Wolf Dalam Aksi Terorisme Terkait Teroris Wanita Beraksi Sendirian

image
Terduga teroris wanita di istana masih diperiksa.

Ini adalah proses yang dikenal sebagai 'radikalisme'.

Akan tetapi, seseorang yang radikal tidak lantas mampu untuk melakukan aksi teror, jika dia tidak berada dalam 'keluarga' alias jaringan yang mendorong, mendukung bahkan memberikan janji pemujaan yang setinggi-tingginya, jika dia bersedia dan siap melakukan aksi teror.

Dalam fase ini saja sudah terlihat bahwa seorang calon teroris sudah pasti akan bersentuhan dengan orang lain, baik orang yang membimbing dia menjadi radikal, maupun orang yang memberikan penghargaan jika dia siap untuk melakukan aksi teror.

Baca Juga: Dicibir dan Dihina Perempuan Lansia, Lesti Kejora Justru Tanggapi Hal Ini

Fase kedua adalah fase persiapan aksi. Dalam fase ini, seorang calon pelaku aksi teror tidak akan berada dalam isolasi.

Dia pasti akan berinterkasi dengan orang lain dalam pemilihan sasaran, dalam persiapan alat-alat untuk melakukan aksi teror, bahkan dalam penyediaan tempat persiapan sebelum aksi teror dilakukan.

Ini adalah jejaring logistik yang tidak mungkin dilakukan oleh satu orang saja.

Oleh karena itu maka saya selalu menekankan bahwa dalam aksi teror, tidak ada yang namanya 'Lone Wolf', bahkan, pemakaian istilah 'lone wolf' dalam aksi teror hanya mereduksi keberadaan jaringan kelompok teror.

Baca Juga: Ditahan di Kejari Serang, Nikita Mirzani Pernah Disebut Kebal Hukum

Pertanyaannya: kenapa perempuan bercadar hari ini, maupun yang tewas di Mabes polri melakukannya sendiri?

Halaman:

Berita Terkait