Kecerdasan Buatan Bea Cukai: Inovasi dan Tantangan Baru

ORBITINDONESIA.COM – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti kecanggihan AI Bea Cukai yang menyaingi Kemenkes dengan akurasi 90 persen.

Penggunaan teknologi AI dalam pengawasan barang impor dan ekspor menjadi sorotan utama, terutama saat Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan keberhasilan alat pemindai dan sistem AI terbaru di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Inovasi ini bertujuan meningkatkan transparansi dan keamanan arus barang serta mengurangi praktik kecurangan seperti underinvoicing.

Dengan akurasi 90 persen, alat pemindai dan Trade AI ini sudah diuji coba pada 145 pemberitahuan impor barang, berhasil mencegah kebocoran senilai Rp1,2 miliar. Teknologi ini memungkinkan perbandingan langsung harga ekspor-impor dengan data di marketplace, memperketat pengawasan dan menekan impor-ekspor ilegal. Namun, Menteri Purbaya juga mengakui tantangan di pelabuhan-pelabuhan tikus yang masih memerlukan pendekatan berbeda.

Kecerdasan buatan dalam pengawasan perdagangan menunjukkan potensi besar dalam membatasi kecurangan dan meningkatkan efisiensi. Namun, efektivitasnya bergantung pada penerapan yang merata dan investasi berkelanjutan, seperti yang diusulkan dengan kebutuhan dana Rp45 miliar untuk pengembangan lebih lanjut. Kekhawatiran tetap ada terkait pengawasan di pelabuhan kecil yang mungkin masih menjadi celah penyelundupan.

Inovasi teknologi AI di Bea Cukai menawarkan harapan baru dalam pengelolaan perdagangan internasional Indonesia. Meski demikian, keberhasilan sepenuhnya bergantung pada konsistensi dan adaptasi terhadap tantangan di lapangan. Mungkinkan AI menjadi solusi akhir bagi semua masalah perdagangan, atau akankah ada inovasi lain yang perlu diintegrasikan di masa depan?

(Orbit dari berbagai sumber, 13 Desember 2025)