Kanselir Jerman Merz Dukung Rencana Perdamaian AS Lewat Percakapan Telepon dengan Presiden Palestina Abbas
ORBITINDONESIA.COM - Kanselir Jerman Friedrich Merz menyuarakan dukungan kuatnya terhadap rencana perdamaian Gaza yang disponsori AS dalam percakapan telepon yang mendetail dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Sabtu, 6 Desember 2025.
Menurut pernyataan pemerintah Jerman, Merz "menekankan dukungannya terhadap rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump" dan menyambut baik pendekatan kooperatif Otoritas Palestina terhadap proposal tersebut menjelang kunjungannya yang akan datang ke Yordania dan Israel.
Kanselir menekankan bahwa Otoritas Palestina harus segera melaksanakan reformasi internal yang telah lama dibutuhkan untuk mengamankan peran konstruktif dalam pemerintahan pasca-perang Gaza.
Juru bicara pemerintah Stefan Kornelius menyatakan bahwa Merz yakin jika reformasi ini tercapai, Otoritas "dapat memainkan peran konstruktif dalam tatanan pasca-perang."
Kondisi ini mencerminkan harapan Eropa dan AS akan kepemimpinan Palestina yang direvitalisasi sebagai bagian dari penyelesaian yang langgeng.
Pengulangan Solusi Dua Negara
Merz menegaskan kembali bahwa solusi dua negara yang dinegosiasikan tetap menjadi tujuan akhir untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Ia menekankan bahwa kerangka kerja semacam itu dapat membuka jalan bagi "perdamaian dan keamanan abadi" bagi kedua bangsa, menyelaraskan posisi diplomatik Jerman yang telah lama ada dengan upaya yang dimediasi AS saat ini, meskipun terdapat perbedaan nada dan metodologi antara Berlin dan Washington.
Konteks Diplomatik dan Tur Regional
Panggilan telepon ini berfungsi sebagai landasan diplomatik untuk tur regional Merz, yang mencakup kunjungan ke Yordania dan Israel pada hari Sabtu dan Minggu.
Diskusi tersebut menggarisbawahi upaya Jerman untuk menyeimbangkan dukungan tradisionalnya terhadap solusi dua negara dengan dukungan terhadap mediasi aktif pemerintahan Trump, sekaligus mendesak kesiapan kelembagaan Palestina—sebuah perhatian utama bagi mitra Eropa yang berinvestasi dalam proses perdamaian.***